Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Rezeki Allah itu luas

  Rezeki Allah itu luas Rezeki itu tidak terbatas pada harta dan makanan. Bisa jadi rezeki itu berupa teman yg sholih, Atau pikiran yang tenang dan rileks, Atau tidur yang nyenyak,  Atau tempat bernaung yang membuatmu tidak butuh pada orang lain dan terhina, Atau berupa pemandangan yg menyejukkan hati dan mengubah moodmu, Atau berupa seseorang yg mencintaimu dan bersabar atas segala kesalahanmu, Atau berupa kata-kata indah yang engkau baca,  Atau berupa kasih sayang ibu dan ayah,  Atau berupa pundak orang yang engkau cintai sebagai tempatmu menangis,  Atau berupa kesempatan duduk bersama saudara-saudari yang membuatmu bisa menghapus kegalauan,  Atau berupa rasa hormat dari orang-orang disekelilingmu,  Atau berupa hadiah dari orang yang begitu berarti bagimu, Atau berupa kemampuanmu untuk melayani diri sendiri.  Begitulah..  Disetiap kondisi selalu ada rezeki Allah untuk kita. Belajarlah memaknai setiap pemberian Allah.  Jangan lupa untuk selalu mengiringi karunia-Nya dengan bersyukur.

Kekuatan Doa

  Kekuatan Doa Lelaki agung itu berteduh di bawah rimbun pohon. Darah mengalir dari kakinya. Matanya berair. Hatinya membuncah karena bersedih. Lelaki itu adalah Muhammad SAW, yang dakwahnya disambut dengan caci maki dan hujan lemparan batu di negeri Thaif. Lalu ia tumpahkan segala kegelisahan, dalam bait-bait doa yang panjang… “Ya Allah, betapa lemah diri ini, betapa terbatas kemampuanku, dan betapa hinanya aku di hadapan mereka. Wahai yang Maha Pengasih, Tuhan orang-orang yang lemah, kepada siapa lagi aku kau serahkan? Apakah kepada orang-orang jauh yang telah berlaku jahat terhadapku? Atau kepada musuh-musuh yang telah menguasaiku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tak akan peduli. Tapi pengampunan Mu selalu menghampar luas. Aku memohon perlindungan, dengan Nur wajah Mu yang menyinari segala kegelapan, agar tidak Kau murkai aku, dan tidak Kau benci aku. Sebab Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Mu….” Saudaraku,

PENERIMAAN SANTRI BARU

  ---- PENERIMAAN SANTRI BARU ---- :: Rumah Tahfidz Qurani :: Waktu Pendaftaran Awal November 2020 sampai 1 Januari 2021 Mulai Belajar Sabtu 9 Januari 2021 Keunggulan Program Tahfidz Al Quran Tahsin Metode Tabarak level 1-7 Dasar-dasar keislaman Asbabun Nuzul Rihlah Parenting Persyaratan Fotokopi akte kelahiran Fotokopi kartu keluarga Fotokopi KTP orangtua Foto berwarna 3x4 Contact Person Ustadzah Sulis +6281555647012 Ustadzah Ayu +6285334110705 🏡 Jl.Kapten Pierre Tendean Gg.2/440 Kel.Kasin Klojen Malang 📧 rumahtahfidz.qurani@gmail.com 🌐 rtq-malang.blogspot.com 🟥 @rt.qurani Mencetak Generasi Penghafal Al Quran yang Cerdas

7 Wasiat Pembersih Hati

  7 Wasiat Pembersih Hati Berikut ini ada tujuh nasehat indah dari para ulama agar kita terhindar dari sifat sombong, meremehkan orang lain, dan sifat ujub, bangga diri serta merasa lebih baik dari orang lain. 1. Apabila kita berjumpa anak-anak, kita katakan dalam diri kita, anak ini lebih mulia dari saya karena ia belum dibebani dosa.  2. Apabila kita berjumpa orang yang usianya lebih muda dari kita, katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena tentu dosanya lebih sedikit dari saya.  3. Apabila kita berjumpa orang yang usianya lebih tua dari kita, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena telah beribadah kepada Allah lebih lama dari saya. 4. Apabila kita berjumpa orang jahil, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena ia berbuat dosa atas dasar kejahilan dan ketidakmengertiannya, sedangkan saya berbuat dosa dalam keadaan memiliki ilmu dan mengerti. 5. Apabila kita berjumpa orang alim, kita katakan dalam diri kita,

Yang harus dipahami thalibul ilmi

  Yang harus dipahami thalibul ilmi Jika memang karena Allah maka ketahuilah menuntut ilmu itu tidak perlu buru-buru, step by step, gak ada yang mengejarmu, bahkan maut sekalipun, yang penting adalah kualitas ilmu bukan pamer ilmu sudah baca kitab ini atau itu, kalau kamu mati baru ditingkat dasar maka memang itu jatahmu yang penting kamu sudah berusaha keras, toh tujuannya lillahi taala, bukan untuk dirimu, bukan untuk dikatakan luas ilmunya, bukan untuk dikatakan ustad, bukan juga untuk umat, bukan untuk mengajar atau berdakwah, tapi hanya untuk Allah, maka biar Allah menentukan maqam yang terbaik untukmu. Yang penting bagimu ikhtiyar sebaiknya. Jika memang tuhan ingin kamu sampai level muntahin maka Allah akan mudahkan dan buka sebabnya dan itu akan jadi terbaik bagimu, jika memang Tuhan ingin kamu belajar cuma sampai bidayah, maka jika kamu pintar, banyak duit, dll maka ya itu juga terbaik untukmu.   Tenang saja, kadangkala seorang thalibul ilmu tingkat bidayah bisa jauh berm