Berteman Pada Yang Mengajak Kebaikan
Berteman dalah perkawanana yang membawa pengaruh tauladan dan dan akhlak yang baik kepada kita. Kalau dalam bahasa Indonesia disebut juga teman adalah bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan), menjadi pelengkap atau pasangan.
Ali bin Abi Tholib yang pernah ditanya: “Berapa banyak teman dekat tuan?”
Ali menjawab: “Saya tidak mengetahuinya sekarang karena saat ini dunia sedang berada di pihak saya. Semua orang (ingin menjadi) teman dekat saya. Saya baru tahu itu besok nanti pada saat dunia meninggalkan saya. Sebab sebaik-baiknya teman adalah orang yang mendekat kepada saya pada saat dunia meninggalkan saya (tidak kaya dan tidak berkuasa)”.
Sebagai pedoman hidup, syariat Islam memberi batasan-batasan yang jelas dalam soal pertemanan ini. Salah satu alasannya, teman memiliki pengaruh yang besar sekali.
Rasulullah Saw bersabda: “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Pertemanan yang baik adalah pertemanan yang dijalin di jalan Allah dan karena Allah. Bukan pertemanan yang semata-mata dijalin untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan, atau sejenisnya.
Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali perlindungan-Ku.” (HR. Muslim).
Pertemanan yang dijalin karena Allah SWT akan melahirkan rasa saling mengasihi dan membantu, bahkan persaudaraan itu tetap akan berlanjut hingga di negeri Akhirat. “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67).
Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan orang mukmin yang bertaqwa, Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (saleh) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau membeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi, mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap” (HR. Bukhari dan Muslim).
Komentar
Posting Komentar