Langsung ke konten utama

UJIAN DENGAN KEBAIKAN ATAU KEBURUKAN

 


UJIAN DENGAN KEBAIKAN ATAU KEBURUKAN


Allah Subhanahu berfirman,

وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةًۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ  

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” [Surah Al-Anbiya: 35]

Saat menafsirkan ayat tersebut, Abdullah Ibnu Abbas radhiyalllahu anhuma berkata, “Kami (Allah Ta'ala) menguji kalian dengan kesusahan dan kesenangan, dengan sehat dan sakit, dengan kekayaan dan kefakiran, serta dengan yang halal dan yang haram..."

Setiap hamba mendapat ujian sesuai kadarnya masing-masing. Ujian pun beragam. Seseorang yang diberi kesenangan, akan diuji apakah ia bersyukur atau kufur nikmat. Seseorang yang mendapat musibah atau kesusahan, akan diuji apakah ia bersabar atau tidak. 

Seseorang yang dianugerahi kesenangan, hidup penuh kenikmatan, lalu selalu bersyukur kepada Allah Rabb semesta alam, maka sikap syukurnya akan mengantarkannya mendapat kebaikan, tambahan nikmat. 

Adapun seseorang yang diberi musibah, hidup penuh kesusahan, lalu ia bersabar menghadapi semuanya, maka dengan sebab sikap sabarnya akan membawa kebaikan bagi dirinya. 

Kaya-miskin, sakit-sehat, senang-susah, semuanya bentuk ujian. 
Allahu a'lam. 

Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberi taufiq, sikap syukur, sikap sabar, penjagaan, kesehatan dan keberkahan kepada kita semua. 

✍ditulis oleh:
al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an

  3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an 1. Kuantitas (membaca dalam jumlah yang banyak) 2. Kualitas (Berusaha mempelajari, memahami, mengamalkan) 3. Intensitas (Kita selalu berinteraksi dengan Al qur’an) (sumber:Mulazamah Sabtu Ustadz Abdullah Hadromi)

Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu

  Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu 1. Luruskan niat. Belajarlah bukan untuk terkenal, tapi agar Allah ridha dan ilmu itu membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain. 2. Sabar dan rendah hati. Ilmu tidak bisa dikuasai dengan tergesa-gesa. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.” 3. Amalkan apa yang dipelajari. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Ilmu yang tidak diamalkan seperti harta yang tidak dinafkahkan.” (HR. Ad-Dailami) 4. Cari lingkungan yang mendukung. Bertemanlah dengan orang-orang yang haus akan ilmu. Cahaya ilmu akan lebih kuat ketika berkumpul bersama orang baik. 5. Jaga adab sebelum ilmu. Ulama terdahulu berkata: “Kami belajar adab selama 30 tahun sebelum belajar ilmu selama 20 tahun.” Karena adab-lah yang membuat ilmu menjadi berkah. “Menuntut ilmu bukan hanya tentang banyaknya yang kita tahu, tapi tentang seberap...

Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an

  Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an Menghafal Al-Qur'an adalah ibadah yang mulia, namun banyak yang menghadapi berbagai tantangan dalam prosesnya. Beberapa masalah umum yang sering dihadapi saat menghafal Al-Qur'an antara lain: Kurangnya Konsistensi, Sulit Menghafal Ayat yang Panjang, Cepat Lupa, dan lain-lain. Memanfaatkan pancaindra dalam menghafal Al-Qur'an bisa menjadi strategi efektif untuk memperkuat daya ingat dan pemahaman. Berikut adalah beberapa cara untuk melibatkan kelima pancaindra dalam proses menghafal: Indra Penglihatan (Mata) : Membaca Al-Qur'an secara langsung : Membaca mushaf secara teratur membantu otak mengingat visualisasi ayat-ayat, huruf, dan tanda baca. Menggunakan mushaf yang sama bisa memperkuat ingatan visual. Menulis ayat-ayat : Menulis ulang ayat-ayat dapat membantu menginternalisasi teks dan memperkuat ingatan melalui proses visual dan fisik Indra Pendengaran (Telinga) : M...