Langsung ke konten utama

Kisah penggugah jiwa seorang penghafal Al Qur'an dari Amerika

 


Kisah penggugah jiwa seorang penghafal Al Qur'an dari Amerika


Syaikh Abdulloh bin Jaralloh hafidzahullohu Ta'ala (Syaikh muqri' di masjid Nabawi, murid Syaikh Ibrahim Al Akhdar, sekaligus seorang dokter di Madinah) 

bercerita tentang keajaiban seorang muridnya yang bernama Abdulloh dari Amerika.


Diceritakan keluarga Abdulloh berasal dari Amerika.Ayahnya seorang dosen dan ibunya seorang perawat.mereka berhijrah ke Madinah dan meninggalkan gemerlap dunia seta kedudukannya di Amerika.

Ibunya memiliki perhatian terhadap agama Abdulloh dan saudara2nya sehingga mereka dimasukkan ke halaqah Al Qur'an di masjid Nabawi.

Ibunya ingin anak2nya menjadi anak2 yang shalih sekaligus penghafal Al Qur'an karen beliau yakin dengan inilah kebahagiaan dunia akhirat akan didapatkan.

Ketika Abdulloh diantarkan ke masjid Nabawi dia masih berumur 10 th.Saat itu Syaikh meminta maaf dan menolaknya karena Abdulloh masih kecil dan madih banyak murid2 lainnya yang antri untuk membaca di depan beliau.

Akan tetapi Abdulloh tetap datang ke masjid hanya untuk mendengarkan bacaan org2.dia duduk agak menjauh dan datang setelah asar padahal halaqah dimulai habis mghrib.dia baru beranjak setelah halaqah selesai dan pesertax habis.


Dua bulan berlalu

namun Abdulloh tidak mendapat giliran membaca.bahkan aku melarangx dari membaca dan berkata kepadanya bahwa murid yang membaca kepadaku adalah orang2 yang sudah dipilih sebelumnya

Dia pun berkata "saya disini hanya untuk mendengar bacaan Al Qur'an".


Hingga suatu hari Syaikh melakukan safar untuk beberapa waktu.maka seseorang berkata kpdx " pulanglah karena Syaikh sedang safar."

Dia menjawab "aku akan tetap disini sampai Alloh berkehendak mengabulkan satu perkara"

Syaikh berkata aku melihat ucapannya adalah pertolongan dari Alloh dalam perjalanannya bersama Al Qur'an.

Dalam hal ini aku belum tahu apa yg terjadi ketika aku safar kecuali setelah Abdulloh bercerita dan berkata seperti diatas kepadaku.

Maka ketika aku pulang dari safar tanpa memberitahukan kedatanganku kepada murid2ku, aku berkata pada diriku "siapa yg kudapati dimasjid, dialah yg akan membaca kepadaku.

Ternyata ......di masjid tidaklah kudapati seorang muridku kecuali Abdulloh.Subhanalloh saat itulah aku tersadar kalo inilah saatx aku menerimax jadi muridku.


Maka aku memanggilnya dan memintanya untuk membaca.sungguh....saat itu bacaanx masih lemah dan pemula sekali.dia mendaftar di halaqahku dan selama bbrp waktu bacaannya belum berubah.

Tapi .....ada yg aneh.aku begitu menyayangi anak ini padahal ia baru belajarnya bersamaku dan bacaannya masih lemah.

Maka kutanyakan padanya apa yg selama ini terjadi.dan dia bercerita spt yg aku ceritakan di awal.


Masya Alloh, Alloh telah menolongnya dan menjadikan anak yg semula kutolak dan kularang membaca di hadapanku namun ia tetap bersabar dan berdoa sampai aku mau menerimanya dan menyayanginya


Suatu hari Abdulloh tidak terlihat di halaqahku untuk bbrp waktu.aku bertanya dia kemana ...

Maka ketika dia kembali hadir aku bertanya kepadanya apa yg terjadi.dia menjawab :Ibuku wafat.


Syaikh berkata sungguh bnyk pelajaran disini.abdulloh tidak berhenti bljr meski ibunya telah tiada.ibunya yg selalu mendukung n  mendoakannya  skrg beliau telah tiada.

Maka akupun mengunjungi keluarganya.maka ayahnya berkata " ibunya terkena penyakit yg tiba2.disaat dia merasa dekat dg kematianx dia memanggil anak2nya dan berpesan : "Wahai anak2ku skrg tibalah waktu aku berwasiat kpd kalian 'berpegang teguhlah dg Al Qur'an jk kalian ingin sukses, ingin dapat taufik dan ingin membahagiakanku di kubur.tetaplah kalian dg Al Qur'an.kemudian beliau mencium anak2nya satu persatu dan menghembuskan nafas terakhirnya

Maka akupun (ayah Abdulloh) menangis sejadi2x krn kehilangan yg sangat.sedang Abdulloh.....dia mendekapku dan berkata " wahai ayah bertaqwalah kepada Alloh.bukankah Dia berfirman apabila diuji ucapkanlah Innalillahi wa Inna ilaihi raji'un.


Ayahnya berkata pada Syaikh.lihatlah ia msh anak2 sedang aku dewasa.harusnya kalimat itu keluar dariku tapi Al Qur'an menguatkanxnya.


Al Qur'an pula yg membuat Abdulloh kembali ke halaqah n membantu saudara2x yg lain dg pekerjaanx.

Disini dapat disimpulkan bahwa Al Qur'an adalah teman yang paling setia, yg akan menemanimu setiap waktu n keadaan dg syarat kamu jujur kepadanya n ikhlas kepada Alloh dalam mengamalkannya.


Abdulloh melanjutkan perjalanannya meski tanpa seorang ibu yg memperhatikannya lg.suatu malam ia bermimpi melihat ibunya.maka ia bertanya "wahai ibu dimanakah engkau?"


Ibunya menjawab :" Aku disurga.disini aku melihat bangunan2 yg megah n elok seperti istana yg sangat indah.mereka yg tinggal didalamnya dapat melihat kedunia.lalu kami bertanya : milik siapakah istana ini?di jawab : istana2 ini milik anak2 kalian jika mereka menghafalkan dan mengamalkan Al Qur'an.

Ibunya berkata : Wahai Abdulloh, jika kamu ingin selalu membahagiakan aku dan dirimu sendiri maka berpegang teguhlah dengan Al Qur'an.

Sejak itu Abdulloh lebih bersemangat dalam belajar dan mengamalkan Al Qur'an untuk membahagiakan ibunya 

Dia pun menjadi seorang penghafal Al Qur'an dan mengislamkan orang lain.

Lihatlah bagaimana seorang ibu mendapat keberkahan Al Qur'an meski sudah didalam kubur.keberkahan itu menjadikan anak2nya berbakti dan selalu mendoakannya.

Dengan Al Qur'an Abdulloh menjadikan hari2nya penuh bahagia dan menjadi seorang penghafal Al Qur'an yang kokoh dan baik bacaannya.

Itulah kisah pilu dibalik kesuksesan Abdulloh Muhyiddin ( yang baik bacaannya, ini ucapan dari Syaikh Ibrahim Al Akhdar yang memujinya ketika beliau selesai mengkhatamkan Al Qur'an 30 juz) Al- Amriki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an

  3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an 1. Kuantitas (membaca dalam jumlah yang banyak) 2. Kualitas (Berusaha mempelajari, memahami, mengamalkan) 3. Intensitas (Kita selalu berinteraksi dengan Al qur’an) (sumber:Mulazamah Sabtu Ustadz Abdullah Hadromi)

Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu

  Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu 1. Luruskan niat. Belajarlah bukan untuk terkenal, tapi agar Allah ridha dan ilmu itu membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain. 2. Sabar dan rendah hati. Ilmu tidak bisa dikuasai dengan tergesa-gesa. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.” 3. Amalkan apa yang dipelajari. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Ilmu yang tidak diamalkan seperti harta yang tidak dinafkahkan.” (HR. Ad-Dailami) 4. Cari lingkungan yang mendukung. Bertemanlah dengan orang-orang yang haus akan ilmu. Cahaya ilmu akan lebih kuat ketika berkumpul bersama orang baik. 5. Jaga adab sebelum ilmu. Ulama terdahulu berkata: “Kami belajar adab selama 30 tahun sebelum belajar ilmu selama 20 tahun.” Karena adab-lah yang membuat ilmu menjadi berkah. “Menuntut ilmu bukan hanya tentang banyaknya yang kita tahu, tapi tentang seberap...

Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an

  Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an Menghafal Al-Qur'an adalah ibadah yang mulia, namun banyak yang menghadapi berbagai tantangan dalam prosesnya. Beberapa masalah umum yang sering dihadapi saat menghafal Al-Qur'an antara lain: Kurangnya Konsistensi, Sulit Menghafal Ayat yang Panjang, Cepat Lupa, dan lain-lain. Memanfaatkan pancaindra dalam menghafal Al-Qur'an bisa menjadi strategi efektif untuk memperkuat daya ingat dan pemahaman. Berikut adalah beberapa cara untuk melibatkan kelima pancaindra dalam proses menghafal: Indra Penglihatan (Mata) : Membaca Al-Qur'an secara langsung : Membaca mushaf secara teratur membantu otak mengingat visualisasi ayat-ayat, huruf, dan tanda baca. Menggunakan mushaf yang sama bisa memperkuat ingatan visual. Menulis ayat-ayat : Menulis ulang ayat-ayat dapat membantu menginternalisasi teks dan memperkuat ingatan melalui proses visual dan fisik Indra Pendengaran (Telinga) : M...