Langsung ke konten utama

K.O.N.S.I.S.T.E.N.S.I.

 


K.O.N.S.I.S.T.E.N.S.I.


Hal sederhana, tapi sangat besar pengaruhnya dalam mendidik anak-anak kita adalah konsistensi. Yakni, adanya keselarasan antara ucapan dengan aksi.


Ketika anak melihat adanya kontradiksi antara ucapan orang tua dengan realita sikap dan perbuatannya, anak akan bereaksi. Anak akan protes, jika dia punya cukup nyali. Sedangkan bagi yang karakternya pendiam dan tidak suka konflik, dia akan cenderung diam, bahkan menarik diri.


Ketika anak protes, itu mestinya justru menjadi alarm bagi orang tua untuk segera mawas diri. Bukan malah sibuk mencari alibi, yang membuat anak dan orang tua rawan terlibat adu argumentasi.


Tapi, bagi anak yang pendiam dan cenderung menarik diri, ini yang mesti diwaspadai. Apalagi, jika diamnya ternyata adalah bentuk protes yang tersembunyi. Dalam diamnya, anak seperti ini akan terus mengawasi dan menilai.


Semakin sering orang tua, guru, dan orang-orang penting bagi anak membuat kontradiksi antara ucapan dan aksi, perkataan mereka lambat laun tak akan didengar lagi. Lisan anak mungkin berkata "iya, iya, iya" setiap kali dinasihati. Tapi, bisa jadi itu hanya basa basi. Agar acara nasihat segera selesai dan anak bisa segera pergi. Atau, kalau toh anak melakukan apa yang dinasihatkan, itu dia kerjakan setengah hati. Tidak dihayati.


Allah telah peringatkan kita dari karakter no action talk only. Kata Allah ketika menyindir Bani Israil, "Apakah kamu perintahkan orang-orang untuk berbuat baik, tapi kamu lupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab (Taurat)? Tidakkah kamu ini mengerti?" (Al-Baqarah: 44) Bahkan, Allah murka pada orang yang cuma pintar menasihati tapi enggan melakukan nasihatnya sendiri. (lihat QS. Ash-Shaf: 3) Bagaimana dengan orang yang suka membuat kontradiksi? Tentu lebih dimurkai.


Ketika nasihat kita kepada anak terasa makin kehilangan taji dan tidak dihargai, sebaiknya segera introspeksi diri. Jangan-jangan, kita memiliki celah atau cacat dalam soal konsistensi. Terlalu banyak kontradiksi antara ucapan kita dengan aksi....


✍🏻 @abun_nada (https://www.instagram.com/abun_nada/) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an

  3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an 1. Kuantitas (membaca dalam jumlah yang banyak) 2. Kualitas (Berusaha mempelajari, memahami, mengamalkan) 3. Intensitas (Kita selalu berinteraksi dengan Al qur’an) (sumber:Mulazamah Sabtu Ustadz Abdullah Hadromi)

Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu

  Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu 1. Luruskan niat. Belajarlah bukan untuk terkenal, tapi agar Allah ridha dan ilmu itu membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain. 2. Sabar dan rendah hati. Ilmu tidak bisa dikuasai dengan tergesa-gesa. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.” 3. Amalkan apa yang dipelajari. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Ilmu yang tidak diamalkan seperti harta yang tidak dinafkahkan.” (HR. Ad-Dailami) 4. Cari lingkungan yang mendukung. Bertemanlah dengan orang-orang yang haus akan ilmu. Cahaya ilmu akan lebih kuat ketika berkumpul bersama orang baik. 5. Jaga adab sebelum ilmu. Ulama terdahulu berkata: “Kami belajar adab selama 30 tahun sebelum belajar ilmu selama 20 tahun.” Karena adab-lah yang membuat ilmu menjadi berkah. “Menuntut ilmu bukan hanya tentang banyaknya yang kita tahu, tapi tentang seberap...

Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an

  Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an Menghafal Al-Qur'an adalah ibadah yang mulia, namun banyak yang menghadapi berbagai tantangan dalam prosesnya. Beberapa masalah umum yang sering dihadapi saat menghafal Al-Qur'an antara lain: Kurangnya Konsistensi, Sulit Menghafal Ayat yang Panjang, Cepat Lupa, dan lain-lain. Memanfaatkan pancaindra dalam menghafal Al-Qur'an bisa menjadi strategi efektif untuk memperkuat daya ingat dan pemahaman. Berikut adalah beberapa cara untuk melibatkan kelima pancaindra dalam proses menghafal: Indra Penglihatan (Mata) : Membaca Al-Qur'an secara langsung : Membaca mushaf secara teratur membantu otak mengingat visualisasi ayat-ayat, huruf, dan tanda baca. Menggunakan mushaf yang sama bisa memperkuat ingatan visual. Menulis ayat-ayat : Menulis ulang ayat-ayat dapat membantu menginternalisasi teks dan memperkuat ingatan melalui proses visual dan fisik Indra Pendengaran (Telinga) : M...