Langsung ke konten utama

Lestarikan Kebiasaan Membaca al-Qur'an pada Malam Hari

 


Lestarikan Kebiasaan Membaca al-Qur'an pada Malam Hari


Hendaklah orang yang hafal al-Qur'an lebih memperbanyak bacaan al-Qur'an pada malam hari, dan menjadikan lebih banyak shalat malam. Tentang hal ini, Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

"...Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang saleh." (QS. Ali 'Imran [3]: 13-14).

Juga terdapat hadits dalam kitab ash-Shahihain:

Rasulullah ﷺ bersabda, "Sebaik-baik orang laki-laki adalah Abdullah, seandainya ia melaksanakan shalat malam."

HR. al-Bukhari (1122) dan Muslim (2479) 

Disebutkan dalam hadits yang lain, dalam ash-Shahihain:

Rasulullah ﷺ bersabda, "Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti Fulan; awalnya ia rajin melaksanakan shalat malam, tetapi kemudian ia meninggalkannya."

Ath-Thabrani dan yang lainnya meriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Kewibawaan seorang mukmin terletak pada shalat malamnya."

Dituturkan dari Abu al-Ahwash al-Jusyami yang berkata,

"Sekiranya seseorang sudi mengintai-yakni mendatangi pada larut malam-kemah pasukan kaum muslimin, pastilah ia mendengar dengung suara (bacaan al-Qur'an) para penghuninya layaknya dengungan suara lebah. Ia akan berkata dengan penuh heran, 'Gerangan apakah yang membuat orang-orang ini merasa aman dari rasa takut terhadap sesuatu yang sedang dialami oleh orang lain?"

Dituturkan dari Ibrahim an-Nakha'i yang berkata, "Bacalah al-Qur'an pada malam hari, walaupun kadar lamanya seperti memerah susu kambing."

Diceritakan dari Yazid ar-Raqasyi yang berkata, "Jika aku tidur pada malam hari, kemudian aku terbangun, lalu hendak tidur lagi, maka kedua mataku tidak dapat tidur (karena membaca al-Qur'an)."

Imam Nawawi berkata, "Shalat dan membaca al-Qur'an pada malam hari sangat diutamakan tiada lain ialah karena suasana malam lebih cepat menggiring hati pada kondisi khusyuk, lebih mudah menghindarkan diri dari perkara- perkara yang menyibukkan dan melalaikan, lebih gampang membebaskan diri dari berbagai hajat, serta lebih terpelihara dari riya' dan perkara-perkara lainnya yang menyebabkan hilangnya nilai amal dengan sia-sia. Terlebih lagi, syariat telah menginformasikan bahwa kebaikan-kebaikan itu terjadi pada malam hari. Di antaranya, peristiwa Isra' Rasulullah ﷺ terjadi pada malam hari.

- Adab di atas Ilmu 2, Imam Nawawi rahimahullahu (At Tibyan Fi Adab Hamalatil Qur'an)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an

  3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an 1. Kuantitas (membaca dalam jumlah yang banyak) 2. Kualitas (Berusaha mempelajari, memahami, mengamalkan) 3. Intensitas (Kita selalu berinteraksi dengan Al qur’an) (sumber:Mulazamah Sabtu Ustadz Abdullah Hadromi)

Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu

  Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu 1. Luruskan niat. Belajarlah bukan untuk terkenal, tapi agar Allah ridha dan ilmu itu membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain. 2. Sabar dan rendah hati. Ilmu tidak bisa dikuasai dengan tergesa-gesa. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.” 3. Amalkan apa yang dipelajari. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Ilmu yang tidak diamalkan seperti harta yang tidak dinafkahkan.” (HR. Ad-Dailami) 4. Cari lingkungan yang mendukung. Bertemanlah dengan orang-orang yang haus akan ilmu. Cahaya ilmu akan lebih kuat ketika berkumpul bersama orang baik. 5. Jaga adab sebelum ilmu. Ulama terdahulu berkata: “Kami belajar adab selama 30 tahun sebelum belajar ilmu selama 20 tahun.” Karena adab-lah yang membuat ilmu menjadi berkah. “Menuntut ilmu bukan hanya tentang banyaknya yang kita tahu, tapi tentang seberap...

Al-Qur’an Sebagai Obat

  Al-Qur’an Sebagai Obat   Al-Qur’an itu bisa menjadi obat bagi penyakit lahir dan batin. Semuanya dengan izin Allah, lalu pengaruh dari orang yang membacanya dan keadaan diri orang yang diobati. Ibnul Qayyim  rahimahullah  menyampaikan di dalam kitab beliau  Al-Jawaabul Kaafi  ( Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ ) sebagai berikut.   “Al-Qur’an juga sebagai obat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya, وَلَوۡ جَعَلۡنَٰهُ قُرۡءَانًا أَعۡجَمِيّٗا لَّقَالُواْ لَوۡلَا فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥٓۖ ءَا۬عۡجَمِيّٞ وَعَرَبِيّٞۗ قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدٗى وَشِفَآءٞۚ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ فِيٓ ءَاذَانِهِمۡ وَقۡرٞ وَهُوَ عَلَيۡهِمۡ عَمًىۚ أُوْلَٰٓئِكَ يُنَادَوۡنَ مِن مَّكَانِۢ بَعِيدٖ   Arab-Latin: Walau ja’alnāhu qur`ānan a’jamiyyal laqālụ lau lā fuṣṣilat āyātuh, a a’jamiyyuw wa ‘arabiyy, qul huwa lillażīna āmanụ hudaw wa syifā`. “ Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka...