MERASA LEBIH HEBAT DARI ORANG LAIN ADALAH AKHLAK TERCELA
وعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قالَ: قالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «مَن تَعاظَمَ فِي نَفْسِهِ، واخْتالَ فِي مِشْيَتِهِ، لَقِيَ اللَّهَ وهُوَ عَلَيْهِ غَضْبانُ». أخْرَجَهُ الحاكِمُ ورِجالُهُ ثِقاتٌ.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda,
“Barang siapa yang membanggakan dirinya dan bersikap sombong dalam berjalan, maka ia akan menemui Allah dalam keadaan Dia murka kepadanya.”
H.R. Al-Hakim [1/60] dan para perawinya terpercaya.
————————————————————————
📖 Petikan Pelajaran dari Hadits
1. Bangga diri artinya merasa bahwa dirinya besar dan pantas mendapatkan penghormatan melebihi orang lain.
Orang yang sombong enggan menerima kebenaran, mudah marah, dan tidak disukai orang banyak.
Bagi orang yang berakal, hal-hal ini sudah cukup untuk membuatnya tidak lupa diri karena kelebihan yang dimilikinya.
Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menasihatkan, “Harusnya, seorang hamba menganggap dirinya kecil. Jangan berbangga diri.”
Ithaful Kiram, hlm. 204.
2. Jika sombong adalah pangkal dari banyak dosa, bahkan itulah penyebab Iblis dikeluarkan dari surga, maka sebaliknya, modal dasar akhlak terpuji adalah tawadhuʼ, rendah hati.
Sifat inilah yang membawa seseorang menerima kebenaran dari Al-Qurʼan dan hadits, siapa pun yang menyampaikan kepadanya.
✍ -- Hari Ahadi @ Kota Raja
Serial Hadits Kitabul Jamiʼ | Bab: Ancaman dan Peringatan dari Akhlak-akhlak Tercela
Komentar
Posting Komentar