Langsung ke konten utama

9 Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah

 


9 Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah


Sebagai umat Muslim, mendidik anak ala Rasulullah menjadi yang paling direkomendasikan. Jadi selain mempelajari ilmu parenting modern, Anda dapat mengkombinasikannya dengan cara didikan anak versi Rasul karena dijamin tidak salah. Sebab, apa yang diajarkan oleh Rasul bersumber langsung dari Allah.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa pola mendidik anak dengan meneladani perilaku Rasul adalah sunnah, yang jika dikerjakan maka akan mendapat pahala namun jika ditinggalkan tidak akan membuat dosa. 

Rasul sendiri memang tidak mewajibkan umatnya untuk mengikuti hal ini. Bahkan, Rasul memberikan kesempatan kepada umatnya untuk dengan bebas mengembangkan pola didikan kepada anak, namun dengan syarat cara tersebut tidak melanggar syariat agama Islam.

Berikut cara mendidik anak ala Rasulullah

1.    Kenalkan Agama Sedini Mungkin

Sebagian orang masih banyak yang salah memahami mengenai kata "sedini mungkin". Maksudnya bukan saat anak sudah usia sekolah atau hampir baligh, atau ketika anak sudah mulai berbicara dan bisa membaca, namun dimulai dari saat anak masih di dalam kandungan. 

Menurut penjelasan medis, janin bukan sekedar gumpalan daging yang diberi detak jantung namun juga mampu menyerap informasi dari luar. Inilah mengapa mood dari ibu hamil akan berdampak juga pada si janin. 

Ada beragam cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengenalkan si kecil kepada Allah sejak masih di dalam perut. Beberapa contohnya adalah :

-- Orang tua sering mengaji / membaca Al-Qur'an.

-- Bisa juga dengan diputarkan rekaman lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

-- Lihat video-video ceramah ustad.

-- Lebih rajin beribadah, misalnya sholat wajib tepat waktu dan perbanyak sholat sunnah.

-- Perbanyak dzikir.

Nah, ketika si kecil sudah lahir dan dalam usia balita, maka orang tua bisa mengajarkan agama secara langsung seperti mengajak mengaji, ajarkan gerakan dan bacaan sholat, dan sebagainya.

2.     Berikan Pendidikan Akhlak

Pada salah satu sabda Rasul, disebutkan bahwa pendidikan yang paling utama dan terbaik dari seorang ayah kepada anak-anaknya adalah tata krama atau akhlak yang baik. Hadits mengenai ini shahih dan diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi serta Imam Al-Hakim. 

Jadi, pendidikan tata krama untuk anak juga harus diberikan sedini mungkin. Bukan saat anak sudah beranjak baligh, namun justru ketika masih balita. Sebab menurut ilmu medis, otak balita sedang mengalami perkembangan yang pesat sehingga lebih mudah untuk menyerap berbagai informasi. 

Pendidikan akhlak yang baik turut berperan besar pada pembentukan karakter anak dan akan menjadi bekal utama ketika sudah dewasa. Menurut orang bijak, orang minim ilmu namun memiliki akhlak yang bagus jauh lebih baik daripada orang berilmu tinggi yang sombong dan tidak berakhlak.

3.    Ajarkan Tanggung Jawab dan Amanah

Selain akhlak, mendidik anak ala Rasulullah juga melibatkan rasa tanggung jawab dan amanah. Rasulullah sendiri karena saking amanahnya sampai diberi gelar Al-Amin, yang artinya terpercaya. 

Nah, jika ingin si kecil tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan amanah, maka orang tua tidak cukup hanya memberi teori namun juga harus disertai dengan contoh. Misal dalam kehidupan sehari-hari, beri anak tanggung jawab untuk membereskan mainan yang sudah selesai dimainkan.

Lalu jika sudah usia sekolah, ajarkan anak mengenai tanggung jawab mengerjakan tugas-tugas sekolah. Tanggung jawab utama lainnya adalah sholat 5 waktu jika anak sudah menginjak usia 7 tahun.

4.    Ajarkan Memilih Teman

Memang benar bahwa manusia harus bersosialisasi dan baik kepada sesama, atau tidak membeda-bedakan. Namun di sisi lain, orang tua juga perlu mengajarkan anak bagaimana cara untuk memilih teman yang dapat membawanya kepada kebaikan, bukan hal-hal yang justru menyimpang. 

Menurut salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Imam Ahmad, Rasul bersabda bahwa bagaimana seseorang bersikap akan sangat tergantung pada teman-temannya, karena itu sebaiknya pilih lah teman yang baik.

Sebagai orang tua, Anda perlu ajarkan kepada anak mengenai lingkungan pertemanan seperti apa yang berdampak bagus dan sebaliknya. Namun ajarkan juga kepada anak bagaimana sikap terhadap teman yang mungkin kurang bagus, misalnya anak tidak boleh melakukan bullying. 

5.     Ajarkan Sholat

Mengajarkan sholat kepada anak sudah pasti menjadi salah satu cara mendidik anak ala Rasulullah yang wajib diikuti oleh semua Muslim. 

Jika merujuk pada isi dari salah satu hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, anak harus sudah sholat di usia 7 tahun dan jika sampai usia 10 tahun sholatnya masih sering absen maka orang tua harus tegas. 

Masih menurut isi hadist yang sama, saking pentingnya sholat bahkan Rasul sampai memerintahkan umatnya untuk memukul anak yang dengan sengaja meninggalkan sholat. 

Namun terkait dengan pukulan ini, bukan berarti orang tua dapat menghajar anaknya sampai babak belur ya. Karena memukul anak dapat berdampak negatif untuk jiwanya.

6.    Pisahkan Anak Beda Gender

Tips mendidik anak ala Rasulullah yang satu ini mungkin jarang diketahui padahal ada hadistnya. Menurut Rasul, anak perempuan dan laki-laki harus sudah pisah kamar saat usia 7 tahun. 

Orang tua perlu menjelaskan kepada anak mengapa tidak boleh lagi sekamar, dan ajarkan juga untuk tidak mandi bersama atau melepas pakaian di depan lawan jenis termasuk saudara kandung.

7.    Jangan Mudah Memarahi Anak

Pola asuh ala Rasul yang satu ini sangat relevan dengan ilmu psikologi masa kini. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa memarahi anak apalagi dengan intensitas cukup sering dapat berdampak pada emosional, psikis, dan karakter anak. 

Anak-anak yang memiliki orang tua tipe ini terbukti lebih mudah marah dan bahkan sebagian lagi memiliki dendam terhadap orang tuanya sendiri. 

Nah, Rasul sendiri mengajarkan untuk meredam dulu emosi orang tua ketika anak memang melakukan kesalahan, lalu beritahu anak mengenai kesalahannya dengan cara yang baik. Jadi jangan berkata kasar karena hanya akan melukai hatinya.

8.    Berikan Cinta Kasih

Menurut para sahabat, Rasul merupakan sosok ayah dan kakek yang penuh dengan cinta kasih. Rasul bahkan tanpa ragu menunjukkan rasa sayangnya di depan masyarakat, sehingga membuat anak-anaknya merasa dicintai. 

Konsep mendidik anak ala Rasulullah yang ini sebenarnya sangat berbeda dengan sudut pandang laki-laki pada masa tersebut. Pada zaman itu, laki-laki harus menjadi sosok maskulin dan bukannya lemah lembut terhadap anak. 

Padahal, cara Rasul tadi justru sangat cocok dengan ilmu parenting. Menunjukkan cinta kasih kepada anak sama dengan mengajarkan anak agar juga mencintai orang tuanya. Anak yang kekurangan kasih sayang orang tua biasanya akan memiliki kepribadian yang kurang baik bahkan bisa negatif.

9.    Jadilah Teladan

Orang tua dapat menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan, dan orang tua dapat menjadi teladan untuk anak-anaknya. Jadi, berbagai cara di atas hanya akan berhasil jika Anda juga mencontohkannya, bukan sekedar memberi teori. 

Sebab, anak merupakan pengamat sekaligus peniru yang ulung. Jika orang tuanya disiplin, maka anak akan mencontoh, namun jika orang tua sering berkata kasar anak pun akan mengikutinya.

Agar dapat menerapkan berbagai cara mendidik anak ala Rasulullah di atas, hal paling penting yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah memperbaiki diri terlebih dahulu. Sebab sebagus apapun ajaran teori untuk anak akan tetap kalah dari contoh atau praktek langsung dari orang tua. 

sumber : yatimmandiri.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Baru Rumah Tahfidz Qurani

  Program Baru Rumah Tahfidz Qurani TAHFIDZ - TAHSIN Persyaratan : 📚 Ibu-ibu dan remaja putri ( usia 16 tahun keatas ) 📚 Waktu belajar adalah satu kali sepekan, 1-2 jam/TM 📚 Kuota terbatas, 5-10 orang/kelas 📚 Niat, berkomitmen dan semangat menghafal Al Quran 📚 Kelas dimulai Januari 2021 📚 Biaya pendaftaran Rp.100.000,- ( dapat modul ) 📚 Infaq bulanan Rp.100.000,- 📚 Waktu belajar, kesepakatan antara anggota kelas dan pengajar Contact Person : 📚 Ustadzah Wiwik 0813-3203-3117 📚 Ustadzah Ayu 0853-3411-0705 Rumah Tahfidz Qurani 🌐 rtq-malang.blogspot.com 🟥 @rt.qurani 🏬 Jl. Kapten Pierre Tendean Gg.2/440 RT.1 RW.9 Kelurahan Kasin Kecamatan Klojen Malang 📧 rumahtahfidz.qurani@gmail.com

Tips Agar Mendidik Anak Agar Semangat & Mudah Menghafal Al-Quran

  Tips Agar Mendidik Anak Agar Semangat & Mudah Menghafal Al-Quran بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Anak yang shalih lagi memiliki hafalan quran yang banyak adalah dambaan tiap orang tua, apalagi jika hal tersebut adalah tabungan akhirat bagi orang tua nantinya. Oleh karena itu kita kumpulkan beberapa tips dalam mendidik anak. Tips ini mengarahkan pada pondasi mendidik anak shalih, bukan teknis menghafal Al-Qurannya, tanpa pondasi ini menghafal al-Quran akan menjadi sulit. Tips ini terbagi menjadi beberapa segi, dikarenakan pendidikan anak itu tidak terlepas beberapa segi. DARI SEGI ORANG TUA 1. Doa Tidak lain yang pertama adalah berdoa kepada Dzat yang menguasai langit, bumi dan seluruh makhluk. Tidaklah sesuatu itu jika sudah ditakdirkan Allah subhanahu wa ta’ala pasti akan terjadi, karena itu berdoalah kepada Allah tabaraka wata’ala karena Allah subhanahu wata’ala sudah menjanjikan akan mengabulkan doa hamba-hambanya. Doa-doa yang dapat diamalkan adalah sebagai berikut: Doa

Pelita Ilmu di Tengah Gelapnya Zaman

  Sa'id bin Jubair:  Pelita Ilmu di Tengah Gelapnya Zaman Sa'id bin Jubair, seorang ulama besar pada masa Tabi'in, adalah sosok yang memancarkan cahaya ilmu di tengah kegelapan zaman. Kehidupannya yang penuh perjuangan dan pengorbanan menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya. Mari kita telusuri lebih jauh perjalanan hidup beliau. Akar Ilmu yang Mendalam Sa'id bin Jubair dilahirkan pada tahun 665 M di Kufah. Beliau memiliki nasab yang mulia dan keturunan yang baik. Sejak usia muda, Sa'id telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Beliau berguru kepada para sahabat Nabi yang masih hidup pada masanya, seperti Ibnu Abbas dan Abdullah bin Umar. Dari para ulama besar ini, Sa'id mewarisi ilmu tafsir Al-Qur'an yang sangat mendalam. Beliau juga menguasai hadis, fikih, dan berbagai cabang ilmu lainnya. Kemampuan menghafal Al-Qur'an Sa'id sungguh luar biasa. Beliau mampu menyelesaikan bacaan seluruh Al-Qur'an hanya dalam dua rakaat shal