Langsung ke konten utama

BERAMAL SEBELUM TIBANYA PENGHAMBAT AMAL

 


BERAMAL SEBELUM TIBANYA PENGHAMBAT AMAL



السابع: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ((بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ سَبْعًا، هَلْ تَنْتَظِرُونَ إلا فَقرًا مُنسيًا، أَوْ غِنىً مُطغِيًا، أَوْ مَرَضًا مُفسِدًا، أَوْ هَرَمًا مُفْندًا، أَوْ مَوتًا مُجْهزًا، أَوْ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ، أَوْ السَّاعَةَ فالسَّاعَةُ أدهَى وَأَمَرُّ)). رواه الترمذي، وَقالَ: (حديث حسن). 


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, 
"Segeralah beramal sebelum kedatangan tujuh hal,
1. tidaklah kalian menunggu selain kefakiran yang membuat lupa; 
2. kekayaan yang melampaui batas;
3. penyakit yang merusak;
4. masa tua saat pikun; 
5. kematian yang menyergap tiba-tiba; 
6. Dajjal, seburuk-buruk hal gaib yang dinanti; 
7. kiamat, dan kiamat itu sangat membawa petaka dan sangat pahit.”
H.R. At-Tirmidzi [2306] dan beliau berkata, “Hadits ini hasan.”

Hadits ini mengingatkan bahwa keadaan kita tidak selamanya sama. Tidak selamanya luang untuk bisa melaksanakan ibadah. Akan ada masanya ketika kita menjadi kesulitan untuk beribadah. Maka sebelum datang kondisi tersebut, BERSEGERALAH melakukan kebaikan; lakukan amalan yang mendatangkan ridha dan ampunan Allah, amalan-amalan yang membuat kita sangat bahagia di akhirat kelak. 
Yang terpenting bagi kita ialah berusaha pertengahan di tiap keadaan. Saat kaya atau miskin. Hal ini sangat membantu kebaikan dunia dan akhirat. 

Syaikh Muhammad al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, 
“Ketika Allah menjadikan seorang hamba kaya dan TIDAK MELAMPAUI BATAS; atau miskin namun TIDAK MEMBUATNYA LUPA (DENGAN KEWAJIBAN), keadaannya pertengahan, ibadahnya bagus, perbuatannya baik, maka inilah kebahagiaan dunia yang sebenarnya.”  (Syarah Riyadhus Shalihin, 1/598)

Kesehatan ialah nikmat yang sangat besar. Hati lapang dan perasaan nyaman. Karena itu, kesehatan seharusnya kita jadikan motivasi besar untuk mengisi waktu dengan ibadah.
Ketika sakit, banyak hal yang tadinya mudah menjadi serba sulit. Awalnya, di kala sehat, kita berwudhu hanya memerlukan waktu beberapa menit, namun ketika sakit, bahkan ke tempat wudhu saja sudah membuat kepayahan. 

Poin pentingnya, kita tidak pernah tahu kapan akan terserang penyakit. Syaikh al-‘Utsaimin mengingatkan, 
“Penyakit mengintai seseorang tiap waktu. Betapa banyak orang yang di pagi hari dalam kondisi bugar dan sehat, namun di sore hari ia telah lemah dan berpenyakit. Atau sebaliknya, di sore hari masih sehat dan penuh semangat, namun di pagi hari telah terserang penyakit dan fisiknya melemah. Oleh sebab itu, seorang hamba wajib bersegera dalam melakukan amal shalih.” (Syarah Riyadhus Shalihin, 1/599)
Satu lagi, selama kita masih hidup, selalulah menjadi hamba yang baik. Bertakwa kepada Allah dengan menunaikan hak-Nya, kemudian menjalankan hak sesamanya. Sebab harta yang kita cari dan tabung, atau anak yang kita pelihara dan besarkan, TIDAK LAGI BERARTI di hari kiamat kecuali jika seorang hamba bertakwa. 

وَلَا تُخْزِنِيْ يَوْمَ يُبْعَثُوْنَۙ ﴿٨٧﴾ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ ﴿٨٨﴾ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ ﴿٨٩﴾

87. “dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
88. (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak  tidak berguna,
89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Q.S. Asy-Syu‘ara: 87-89)

Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, 
“Terkadang ada orang yang meninggal tanpa peringatan sebelumnya, ada yang meninggal di atas ranjangnya ketika sedang tertidur, ada yang meninggal di atas kursinya saat bekerja, atau ketika sedang berjalan. Dan ketika seseorang telah meninggal, terputuslah amalannya. Seperti yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ, 

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ ؛ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal maka putuslah semua amalannya kecuali dari tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
 [H.R. Muslim (1631)] 

Karenanya, bersegeralah beramal sebelum kematian datang menyergap tiba-tiba.”  
(Syarah Riyadhus Shalihin, 1/600)

✍ -- Lt. 3 @ Kota Raja
-- Hari Ahadi [pembahasan Hadits pilihan kitab Riyadhus Shalihin]

www.nasehatetam.net
http://t.me/nisaaassunnah 
http://www.nisaa-assunnah.com
https://t.me/nasehatetam 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Baru Rumah Tahfidz Qurani

  Program Baru Rumah Tahfidz Qurani TAHFIDZ - TAHSIN Persyaratan : 📚 Ibu-ibu dan remaja putri ( usia 16 tahun keatas ) 📚 Waktu belajar adalah satu kali sepekan, 1-2 jam/TM 📚 Kuota terbatas, 5-10 orang/kelas 📚 Niat, berkomitmen dan semangat menghafal Al Quran 📚 Kelas dimulai Januari 2021 📚 Biaya pendaftaran Rp.100.000,- ( dapat modul ) 📚 Infaq bulanan Rp.100.000,- 📚 Waktu belajar, kesepakatan antara anggota kelas dan pengajar Contact Person : 📚 Ustadzah Wiwik 0813-3203-3117 📚 Ustadzah Ayu 0853-3411-0705 Rumah Tahfidz Qurani 🌐 rtq-malang.blogspot.com 🟥 @rt.qurani 🏬 Jl. Kapten Pierre Tendean Gg.2/440 RT.1 RW.9 Kelurahan Kasin Kecamatan Klojen Malang 📧 rumahtahfidz.qurani@gmail.com

Tips Agar Mendidik Anak Agar Semangat & Mudah Menghafal Al-Quran

  Tips Agar Mendidik Anak Agar Semangat & Mudah Menghafal Al-Quran بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Anak yang shalih lagi memiliki hafalan quran yang banyak adalah dambaan tiap orang tua, apalagi jika hal tersebut adalah tabungan akhirat bagi orang tua nantinya. Oleh karena itu kita kumpulkan beberapa tips dalam mendidik anak. Tips ini mengarahkan pada pondasi mendidik anak shalih, bukan teknis menghafal Al-Qurannya, tanpa pondasi ini menghafal al-Quran akan menjadi sulit. Tips ini terbagi menjadi beberapa segi, dikarenakan pendidikan anak itu tidak terlepas beberapa segi. DARI SEGI ORANG TUA 1. Doa Tidak lain yang pertama adalah berdoa kepada Dzat yang menguasai langit, bumi dan seluruh makhluk. Tidaklah sesuatu itu jika sudah ditakdirkan Allah subhanahu wa ta’ala pasti akan terjadi, karena itu berdoalah kepada Allah tabaraka wata’ala karena Allah subhanahu wata’ala sudah menjanjikan akan mengabulkan doa hamba-hambanya. Doa-doa yang dapat diamalkan adalah sebagai berikut: Doa

Pelita Ilmu di Tengah Gelapnya Zaman

  Sa'id bin Jubair:  Pelita Ilmu di Tengah Gelapnya Zaman Sa'id bin Jubair, seorang ulama besar pada masa Tabi'in, adalah sosok yang memancarkan cahaya ilmu di tengah kegelapan zaman. Kehidupannya yang penuh perjuangan dan pengorbanan menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya. Mari kita telusuri lebih jauh perjalanan hidup beliau. Akar Ilmu yang Mendalam Sa'id bin Jubair dilahirkan pada tahun 665 M di Kufah. Beliau memiliki nasab yang mulia dan keturunan yang baik. Sejak usia muda, Sa'id telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Beliau berguru kepada para sahabat Nabi yang masih hidup pada masanya, seperti Ibnu Abbas dan Abdullah bin Umar. Dari para ulama besar ini, Sa'id mewarisi ilmu tafsir Al-Qur'an yang sangat mendalam. Beliau juga menguasai hadis, fikih, dan berbagai cabang ilmu lainnya. Kemampuan menghafal Al-Qur'an Sa'id sungguh luar biasa. Beliau mampu menyelesaikan bacaan seluruh Al-Qur'an hanya dalam dua rakaat shal