Langsung ke konten utama

Maksiat Menggelapkan Hati

 


Maksiat Menggelapkan Hati


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ ، قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ مِنْهَا قَلْبُهُ فَإِنْ عَادَ رَانَتْ حَتَّى يُغْلَقَ بِهَا قَلْبُهُ فَذَاكَ الَّذِى ذَكَرَ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ فِى كِتَابِهِ {كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}. (رواه الترمذي وابن ماجه وابن حبان واحمد)

Artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasûlullâh ﷺ bersabda: "Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan sebuah dosa, maka akan ada noktah hitam dalam hatinya. Jika ia bertaubat, meninggalkan dosa tersebut, dan beristighfar memohon ampun kepada Allah, maka hatinya akan menjadi bersih dan cemerlang. Tetapi jika ia kembali melakukan dosa sebelum bertaubat, maka bertambah noktah hitam tersebut sampai menutupi hatinya, maka itulah Roin yang disebutkan dalam firman Allah, ”Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka." [QS. Al Muthoffifin: 14] (HR.Tirmidzi no 3334, Ibnu Majah no 4244, Ibnu Hibban, Imam Ahmad)

    

PELAJARAN YANG TERDAPAT PADA HADITS DI ATAS :

1. Dari hadits di atas ada satu peringatan agar kita tidak menyepelekan sebuah dosa, karena sekecil apapun dosa yang kita lakukan akan memiliki pengaruh buruk bagi hati kita, yaitu bisa mengotori hati.

2. Dan apabila dibiarkan menumpuk terus menerus melakukan dosa dan tidak dibersihkan dengan taubat. Maka suatu saat akan menjadi roin yang akan menutupi hati. Sehingga hati menjadi kotor, merusak keindahan hati, dan cahaya ilmu serta iman tidak akan bisa menembus hati yang seperti ini.

3. Akibatnya, nasihat tidak berguna lagi, keta'atan tidak ada bekasnya, dan sudah tidak takut berbuat dosa lagi.

4. Tetapi di sisi lain Rasûlullâh ﷺ juga memberikan petunjuk kepada kita bagaimana dan apa yang kita lakukan jika kita telah berbuat dosa agar hati kita bersih dari noktah hitam yang merusak keindahan dan memadamkan cahaya iman dalam hati. 

5. Ada tiga petunjuk yang beliau ﷺ sampaikan dalam hadits ini, yaitu:

1) Bertaubat

Istighfar dan taubat sering disebut beriringan. Ketika istighfar dan taubat disebut secara beriringan dalam satu ayat atau satu hadits, maka istighfar lebih dimaksudkan pada permohonan ampun, sedangkan taubat lebih pada meninggalkan sebuah dosa dan tidak akan mengulanginya lagi.

2) Meninggalkan Dosa

Ampunan hanya akan diberikan terhadap orang yang memohon ampunan dan menghentikan perbuatan maksiat yang dilakukan. 

3) Beristighfar 

Beristighfar yakni memohon ampunan Allah ta'ala dengan mengucapkan "Astaghfirullah..." dan lafadz istighfar lainnya.

Hasan Bashri rahimahullah berkata: ”Perbanyaklah istighfar di rumah, meja makan, jalanan, pasar, tempat berkumpul, dan di mana saja. Karena kalian tidak tahu kapan ampunan akan datang.”


TEMA HADITS YANG BERKAITAN DENGAN AYAT AL-QUR'AN :

1. Dan sesungguhnya hati mereka terhalang dari beriman kepada Al-Qur'an, tiada lain karena hati mereka telah dipenuhi dan tertutup oleh noda-noda dosa yang banyak mereka kerjakan;

كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ 

"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka." (QS. Al-Muthaffifin/83: 14)

2. Diantara sifat-sifat orang yang takwa;

وَالَّذِينَ إِذا فَعَلُوا فاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّٰهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ ۞

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengumpuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka menyadari." (QS. Ali-Imran/3: 135)

وَاللّٰهُ أَعلَمُ بِالصَّوَابِ...

Semoga kita senantiasa dikaruniai ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholih, karena hanya Allah-lah yang memberi taufiq dan hidayah. Aamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an

  3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an 1. Kuantitas (membaca dalam jumlah yang banyak) 2. Kualitas (Berusaha mempelajari, memahami, mengamalkan) 3. Intensitas (Kita selalu berinteraksi dengan Al qur’an) (sumber:Mulazamah Sabtu Ustadz Abdullah Hadromi)

Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu

  Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu 1. Luruskan niat. Belajarlah bukan untuk terkenal, tapi agar Allah ridha dan ilmu itu membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain. 2. Sabar dan rendah hati. Ilmu tidak bisa dikuasai dengan tergesa-gesa. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.” 3. Amalkan apa yang dipelajari. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Ilmu yang tidak diamalkan seperti harta yang tidak dinafkahkan.” (HR. Ad-Dailami) 4. Cari lingkungan yang mendukung. Bertemanlah dengan orang-orang yang haus akan ilmu. Cahaya ilmu akan lebih kuat ketika berkumpul bersama orang baik. 5. Jaga adab sebelum ilmu. Ulama terdahulu berkata: “Kami belajar adab selama 30 tahun sebelum belajar ilmu selama 20 tahun.” Karena adab-lah yang membuat ilmu menjadi berkah. “Menuntut ilmu bukan hanya tentang banyaknya yang kita tahu, tapi tentang seberap...

Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an

  Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an Menghafal Al-Qur'an adalah ibadah yang mulia, namun banyak yang menghadapi berbagai tantangan dalam prosesnya. Beberapa masalah umum yang sering dihadapi saat menghafal Al-Qur'an antara lain: Kurangnya Konsistensi, Sulit Menghafal Ayat yang Panjang, Cepat Lupa, dan lain-lain. Memanfaatkan pancaindra dalam menghafal Al-Qur'an bisa menjadi strategi efektif untuk memperkuat daya ingat dan pemahaman. Berikut adalah beberapa cara untuk melibatkan kelima pancaindra dalam proses menghafal: Indra Penglihatan (Mata) : Membaca Al-Qur'an secara langsung : Membaca mushaf secara teratur membantu otak mengingat visualisasi ayat-ayat, huruf, dan tanda baca. Menggunakan mushaf yang sama bisa memperkuat ingatan visual. Menulis ayat-ayat : Menulis ulang ayat-ayat dapat membantu menginternalisasi teks dan memperkuat ingatan melalui proses visual dan fisik Indra Pendengaran (Telinga) : M...