Langsung ke konten utama

Kemuliaan Hati Rasulullah SAW

 


Kemuliaan Hati Rasulullah SAW


   Nabi Muhammad saw mempunyai sosok dan sifat yang luar biasa. Beliau saw adalah satu2nya insan yang memiliki kebaikan pada berbagai hal. Sifat baiknya terkumpul menjadi satu tak terlukiskan. Jujur, dermawan, suka menolong, rendah hati, sabar, dan berbagai kebaikan lainnya.


   Hati beliau saw adalah khairul qulub (sebaik2 hati), hati yang paling lapang, paling kuat, paling bertakwa, paling lemah lembut, paling bersih nan suci. 


   Dijelaskan dalam kitab musnad Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, beliau dan rowi lainnya meriwayatkan dari sahabat Ibnu Mas'ud ra, beliau berkata: 

  "Sesungguhnya Allah swt memandang hati hamba-hambanya, lalu mendapati hati Nabi muhammad saw sebagai hati terbaik. Maka Allah swt memilih dan mengutus beliau saw menjadi seorang Rasul. Kemudian, Allah swt memandang hati hamba-hambanya lagi, lalu mendapati hati para sahabat Nabi saw sebagai hati terbaik. Maka, Allah swt menjadikan beliau-beliau ra sebagai wazir-wazirnya (menteri/penerus perjuangan) dalam membela agamanya. Maka apa yang dipandang baik menurut kaum muslimin juga baik menurut Allah swt. Apa yg dipandang buruk bagi mereka, juga buruk menurut Allah swt".


PROSES PEMBELAHAH DADA RASULULLAH SAW


    Allah swt telah menjadikan Rasulullah swt sebagai hamba yang spesial. Salah satu bentuk penjagaan yang Allah swt perlihatkan dalam gambaran dzahir adalah Pembelahan dada beliau saw yang dilakukan oleh malaikat Jibril as. Dan peristiwa yang agung ini telah dialami beliau sedari kecil.


    Rasulullah saw mengalami pembelahan dada sebanyak 4 kali. Yaitu:


1. Ketika masih kecil (dalam asuhan Sayyidah Halimah Assa'diyah). 

    Sebagaimana yang telah diceritakan dalam hadits shahih Imam Muslim. Dari sahabat Anas ra. Bahwa Rasulullah saw(waktu masih kecil) pernah didatangi oleh malaikat Jibril. Sedangkan beliau saw sedang bermain dengan anak-anak lain. 

    Kemudian malaikat Jibril as menggendong beliau ke suatu tempat lalu direbahkan lantas membelah dada beliau dan mengeluarkan hatinya dan mengeluarkan pula segumpal daging dari dalam hatinya. Jibril as berkata: "Ini adalah bagian jelek dalam hatimu". 

    Kemudian, Malaikat Jibril membasuhnya dengan air zam zam di dalam baskom emas. lalu membalutnya dan dikembalikan lagi di tempat semula. Anak-anak lain yang sebelumnya bermain bersama Nabi saw pergi menemui Sayyidah Halimah dan mereka berkata: "Sungguh Muhammad telah dibunuh!".

    Lalu mereka bersama Sayyidah Halimah menemui Nabi saw. Sedangkan Nabi saw telah berubah warna kulitnya. 

    Sahabat Anas ra berkata: "Sungguh, aku melihat bekas jahitan di dada beliau saw".


    Pembelahan dada Rasulullah saw pertama ini dilakukan agar beliau tumbuh dalam keadaan sempurna dan terlindungi dari godaaan syetan.


2. Ketika umur 10 tahun

    Pembelahan dada kedua terjadi ketika beliau saw berumur 10 tahun. Hal ini dilakukan karena di usia 10 tahun itu mendekati masa taklif (ditimpakannya hukum syara'), maka hati beliau disucikan hingga tak tersisa sedikitpun kecacatan yang ada dalam diri beliau seperti yang ada pada lelaki umumnya.


3. Ketika Malaikat Jibril as datang membawa wahyu dan diangkat menjadi Nabi

   Hikmah dari pembelahan ketiga ini ialah menambahkan kemuliaan dan pertolongan beliau saw. Serta menguatkan dan mempersiapkan beliau saw untuk menerima wahyu dengan hati yang kuat dan dengan kesucian yang sempurna.


4. Ketika malam Isra miraj

     Ketika beliau saw hendak melakukan suatu perjalanan agung penuh hikmah (miraj ke langit), dada beliau saw dibelah, Jibril as mengeluarkan hati beliau saw lalu membasuhnya tiga kali. Kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan. Jibril as menuangkannya ke dalam hati Beliau, maka penuhlah hati Rasulullah dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril.

    Pembelahan dada keempat ini terjadi  agar bertambah kemuliaan dan keagungan beliau saw. Dan dapat mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah swt, menyaksikan cahaya keindahan dan keagungan Dzat Allah swt.


    Imam Al Hafidz Al Qustholany berkata:

ثم ان جميع ما ورد من شق الصدر واستخراج القلب و غير ذلك من الأمور الخارقة للعادة، مما يجب التسليم له دون التعرض لصرفه عن حقيقته لصلاحية القدرة فلا يستحيل شيئ من ذلك.

 "Semua pembelahan dada yang terjadi pada Nabi saw dan yg berkaitan dengannya, merupakan perkara-perkara diluar nalar yang harus kita terima tanpa adanya perdebatan karena berdasarkan sifat Qudrah Allah swt, maka dari itu, hal tersebut tidaklah mustahil. 

Wallahu a'lam.


#Muhammad Al-Insan Al-kamil

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an

  3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an 1. Kuantitas (membaca dalam jumlah yang banyak) 2. Kualitas (Berusaha mempelajari, memahami, mengamalkan) 3. Intensitas (Kita selalu berinteraksi dengan Al qur’an) (sumber:Mulazamah Sabtu Ustadz Abdullah Hadromi)

Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu

  Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu 1. Luruskan niat. Belajarlah bukan untuk terkenal, tapi agar Allah ridha dan ilmu itu membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain. 2. Sabar dan rendah hati. Ilmu tidak bisa dikuasai dengan tergesa-gesa. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.” 3. Amalkan apa yang dipelajari. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Ilmu yang tidak diamalkan seperti harta yang tidak dinafkahkan.” (HR. Ad-Dailami) 4. Cari lingkungan yang mendukung. Bertemanlah dengan orang-orang yang haus akan ilmu. Cahaya ilmu akan lebih kuat ketika berkumpul bersama orang baik. 5. Jaga adab sebelum ilmu. Ulama terdahulu berkata: “Kami belajar adab selama 30 tahun sebelum belajar ilmu selama 20 tahun.” Karena adab-lah yang membuat ilmu menjadi berkah. “Menuntut ilmu bukan hanya tentang banyaknya yang kita tahu, tapi tentang seberap...

Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an

  Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an Menghafal Al-Qur'an adalah ibadah yang mulia, namun banyak yang menghadapi berbagai tantangan dalam prosesnya. Beberapa masalah umum yang sering dihadapi saat menghafal Al-Qur'an antara lain: Kurangnya Konsistensi, Sulit Menghafal Ayat yang Panjang, Cepat Lupa, dan lain-lain. Memanfaatkan pancaindra dalam menghafal Al-Qur'an bisa menjadi strategi efektif untuk memperkuat daya ingat dan pemahaman. Berikut adalah beberapa cara untuk melibatkan kelima pancaindra dalam proses menghafal: Indra Penglihatan (Mata) : Membaca Al-Qur'an secara langsung : Membaca mushaf secara teratur membantu otak mengingat visualisasi ayat-ayat, huruf, dan tanda baca. Menggunakan mushaf yang sama bisa memperkuat ingatan visual. Menulis ayat-ayat : Menulis ulang ayat-ayat dapat membantu menginternalisasi teks dan memperkuat ingatan melalui proses visual dan fisik Indra Pendengaran (Telinga) : M...