"JANGAN MEMBUKA AIB SESAMA"
عَنِ إِبْنِ عُمَر رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيْمَانُ فِي قَلْبِه،ِ لاَ تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا تُعَيِّرُوهُمْ وَلَا تَتَبَّعُوا عَوْرَاتِهِمْ؛ فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ، يَتَتَبَّعِ اللّٰهُ عَوْرَاتِهِ، يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِيجَوْفِ رَحْلِهِ. (رواه الترمذي)
Artinya :
Dari Ibnu ‘Umar ra., dia berkata: Rasûlullâh ﷺ bersabda: "Wahai sekalian orang yang telah berislam dengan lisannya namun belum masuk keimanan ke dalam hatinya. Janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, jangan mencelanya, dan jangan mencari-cari aib mereka, karena sesungguhnya barangsiapa yang berupaya mencari aib saudaranya sesama muslim, niscaya Allah akan mencari aibnya, dan barangsiapa yang Allah cari aibnya maka pasti Allah akan membongkarnya walaupun dia berada di dalam rumahnya." (HR. At-Tirmidzi no. 2023)
PELAJARAN YANG TERDAPAT PADA HADITS DI ATAS :
1. Aib berarti cacat atau memiliki kekurangan. Aib adalah sesuatu yang buruk yang dapat mempermalukan seseorang ketika aib tersebut diketahui oleh orang lain. Maka dari itu, Islam melarang umatnya untuk mencari-cari kesalahan orang lain, membuka aib orang lain dalam bentuk, ghibah, namimah, fitnah, dsb.
2. Membuka aib dalam Islam sama saja seperti memakan bangkai saudaranya yang sudah mati.
3. Aib diibaratkan seperti sebuah aurat, harus dijaga dan tidak boleh diumbar kepada orang lain. Karena dengan membuka aib orang lain secara tidak langsung kita sama seperti melakukan ghibah dalam Islam dan hal tersebut sama seperti membuka aib sendiri. Telah disabdakan oleh Rasûlullâh ﷺ bahwa Allah ta'ala akan membuka aib seseorang yang suka membicarakan aib orang lain meskipun orang tersebut menyimpannya di dalam lubang sekalipun.
4. Rasûlullâh ﷺ pernah bersabda kepada sahabatnya: “Seluruh umatku akan diampuni kecuali al-Mujahirun.” Lalu sahabat bertanya: “Siapa itu Mujahirun, Ya Rasûlullâh?” Lalu Rasûlullâh ﷺ menjawab: “Dia yang berbuat dosa di malam hari dan Allah ta'ala menutup aibnya. Tetapi kemudian pada pagi harinya ia membuka aibnya sendiri.”
5. Sebagai umat muslim kita juga dilarang untuk membicarakan aib diri sendiri. Maksud dari sabda Rasûlullâh ﷺ tersebut adalah kita terkadang menceritakan aib diri sendiri kepada orang lain secara sengaja dan bahkan ada sebagian orang yang berbangga diri dengan menceritakan aibnya kepada orang lain padahal hal tersebut adalah perbuatan dosa dan hina.
TEMA HADITS YANG BERKAITAN DENGAN AYAT AL-QUR'AN :
1. Membuka aib dalam Islam sama seperti memakan bangkai saudaranya yang sudah mati;
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۞
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat/49: 12)
2. Sebagai umat muslim kita dilarang untuk membicarakan/menceritakan aib diri sendiri kepada orang lain secara sengaja dan bahkan ada sebagian orang yang berbangga diri dengan menceritakan aibnya kepada orang lain padahal hal tersebut adalah perbuatan dosa dan hina, apalagi menceritakan aib orang lain;
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا ۞
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab/33: 58)
Niat dan Tekad di Bulan Rabiul Awal:
“Kami niat sebagaimana niat guru-guru kami dan salafus sholihin menyambut dan memasuki bulan Rabiul Awal. Niat membaca Sirah Rasulullah SAW. Niat meneladani Rasulullah SAW. dzohir dan bathin, serta niat memperbanyak Sholawat kepada Rasulullah SAW." (Habib Umar bin Hafidz, Tarim, Hadramaut, Yaman)
وَاللّٰهُ أَعلَمُ بِالصَّوَابِ...
Semoga kita senantiasa dikaruniai ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholih, karena hanya Allah-lah yang memberi taufiq dan hidayah. Aamiin...
Komentar
Posting Komentar