Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Meneladani Semangat Pahlawan, Membangun Generasi Qurani

  Meneladani Semangat Pahlawan, Membangun Generasi Qurani Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, hari ketika kita mengenang jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa, raga, dan harta demi kemerdekaan negeri ini. Namun, makna kepahlawanan tidak hanya berhenti pada kisah masa lalu. Nilai-nilai perjuangan itu justru harus terus hidup dalam setiap langkah kita hari ini, terutama dalam mendidik generasi penerus yang berakhlak dan beriman. Dalam Islam, pahlawan sejati bukan hanya mereka yang berjuang di medan perang, tetapi juga setiap orang yang berjuang di jalan Allah yang mana membela kebenaran, menegakkan keadilan, dan berbuat kebaikan bagi sesama. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 154: وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, bahwa mereka itu mati; sebenarnya mereka hidup, tetapi kamu tidak me...

Pentingnya Niat saat belajar

  Pentingnya Niat saat belajar Bagi pelajar harus ada niat pada saat belajar, karena niat adalah pokok nya dari sgala hal, berdasarkan sabda nabi Muhammad SAW اِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِاالنِّيَاتِ  "Sesungguhnya sgala sesuatu itu tergantung pada niat nya" Dari Rosulullah Saw bersabda    كَمْ مِنْ عَمَل يُتَصَوَّرُ بِصُوْرَتِ عَمَلِ الدُّنْيَا، ثُمَّ يَصِيْرُ بِحُسْنِ النِّيَّة مِنْ أَعْمَالِ الأخِيْرَةِ، وَكَمْ مِنْ عَمَلٍ يُتَصَوَّرُ بِصُوْرَتِ عَمَل الْاخِرَةِ ثُمَّ يَصِيْرُ مِنْ أَعْمَالِ الدُّنْيَا بِسُوْءِالنِّيَاتِ Berapa banyak perbuatan yang berbentuk perbuatan dunia, lalu menjadi perbuatan akhirat karena baik nya niat, dan berapa banyak perbuatan yang berbentuk perbuatan akhirat, menjadi perbuatan dunia karena jelek nya niat . Maka hendak nya bagi seseorang yang menuntut ilmu itu berniat : 1. untuk mendapatkan keridhoan allah SWT untuk didunia dan di akhirat  2. Menghilang kan kebodohan yang ada pada diri nya dan pada orang-orang bodoh yang lain 3. Menghi...

Sabar di Jalan Ilmu

  Sabar di Jalan Ilmu Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim) 1. Tidak ada ilmu yang datang tanpa sabar dan waktu. 2. Sabar menghadapi ujian, karena Allah sedang menguatkanmu. 3. Ilmu tidak tumbuh di hati yang mudah menyerah. 4. Setiap kesulitan dalam belajar adalah bagian dari keberkahan ilmu. 5. Allah menilai bukan dari cepatnya paham, tapi dari sabarnya menuntut ilmu. QS. Al-‘Ankabūt: 69 “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.”

REZEKI TAK SELALU DATANG DARI ARAH YANG KITA TUJU

  REZEKI TAK SELALU DATANG DARI ARAH YANG KITA TUJU Ibnu Shalih al-Anmāṭī meriwayatkan dari salah seorang penyair yang berkata: يَخِيبُ الْفَتَى مِنْ حَيْثُ يُرْزَقُ غَيْرُهُ ... وَيُعْطَى الْفَتَى مِنْ حَيْثُ يُحْرَمُ صَاحِبُهُ Seorang pemuda bisa gagal di tempat orang lain memperoleh rezeki, dan seorang pemuda bisa mendapat bagian dimana kawannya justru tidak memperoleh apa-apa. Al Mujālasah wa Jawāhirul ‘Ilm, 7/341 https://t.me/rihlahthalabah Kadang, kita melangkah penuh rencana, menyemai harapan di ladang yang kita pilih sendiri. Namun, Allah punya cara lain menumbuhkan hasil — di tempat yang tak pernah kita kira. Sebab rezeki bukan tentang kecepatan langkah, tapi tentang kehendak Allah yang tak pernah salah alamat. Terkadang Ia menutup satu jalan agar kita menemukan arah yang lebih berkah. Maka tetaplah berjalan dengan hati yang tenang, karena yang tertulis untukmu — akan menemukanmu, meski dari arah yang tak pernah kau tuju. (http://t.me/nisaaassunnah http://www.nisaa-assunna...

Cara Membersihkan Hati Sebelum Menuntut Ilmu

  Cara Membersihkan Hati Sebelum Menuntut Ilmu 1. Hati sebagai “Wadah” Ilmu Prinsip dasar: Semakin bersih hati, semakin luas kemampuannya menerima ilmu. Ungkapan indah : فالعلم جوهر لطيف لا يصلح الا للقلب النظيف “Ilmu adalah permata mulia; tidak akan pas bertempat kecuali di hati yang bersih.” 2. Tolak Ukur Ilmu Bukan ditentukan oleh : Seberapa cerdas seseorang. Cepat atau lambatnya ia menghafal. Banyak atau sedikitnya hafalan Namun diukur dari : 1. Keindahan hati—apakah hatinya dipenuhi kasih sayang dan penghormatan kepada Allah dan Rasul-Nya? 2. Rasa takut kepada Allah—apakah ilmu itu mengubahnya menjadi lebih khusyu’ dan ikhlas? Allah Ta’ala berfirman: إِنَّمَا يَخْشَى اللَّـهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ “Sesungguhnya hamba Allah yang paling takut kepada-Nya adalah orang-orang berilmu.” (QS. Fāṭir: 28). Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu berkata: كفى بخشية الله علما, وكفى بالاغترار بالله جهلا “Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai ilmu, dan cukuplah merasa aman dari azab Allah s...

Selamat Hari Santri Nasional 2025

  Selamat Hari Santri Nasional 2025 "Santri Siaga Jiwa Raga, Penghafal Al-Qur'an Penjaga Bangsa"   Dengan semangat Hari Santri, mari kita teguhkan komitmen untuk mencetak generasi Qur'ani yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi bagi agama dan tanah air. #RTQ #harisantri #2025 #oktober

Niat Ikhlas dalam Menuntut Ilmu

  Niat Ikhlas dalam Menuntut Ilmu Niat yang baik dalam menuntut ilmu, yang dituju ialah ridho Allah, mengamalkan ilmu tersebut dengan menghidupkan syariat Allah.  Diniatkan juga untuk mencahayakan hatinya, membersihkan hatinya agar bisa lebih dekat dengan Allah.  Salah satu syarat yang paling utama dalam beribadah adalah ikhlas kepada Allah, Allah berfirman yang artinya “ Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas untuk agama…. “ QS. Al Bayyinah ayat 5  Hadist yang sangat dikenal dengan hadist niat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan” Hadist riwayat bukhari dan muslim.  Maka jika dalam menuntut ilmu seseorang kehilangan keikhlasannya, maka amalan yang asalnya ibadah yang agung akan berubah menjadi sejelek-jeleknya kemungkaran dan tidak ada yang lebih menghancurkan ilmu seseorang dari sifat riya’, su...

Pentingnya Memilih Sahabat atau Teman yang Baik

  Pentingnya Memilih Sahabat atau Teman yang Baik Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti memiliki sahabat atau teman yang menjadi bagian penting dalam hidup kita. Sahabat atau teman dapat menjadi sumber dukungan, motivasi, dan inspirasi bagi kita. Namun, tidak semua sahabat atau teman dapat membawa dampak positif bagi kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memilih sahabat atau teman yang baik dan shaleh. Kisah tentang Pentingnya Memilih Sahabat atau Teman yang Baik Ada seorang pemuda yang bernama Ahmad. Ahmad memiliki dua orang teman yang sangat dekat dengannya. Teman pertama bernama Umar, yang dikenal sebagai orang yang shaleh dan baik hati. Umar selalu mengajak Ahmad untuk shalat berjamaah dan membaca Al-Qur'an bersama. Sementara teman kedua bernama Budi, yang dikenal sebagai orang yang suka bermain-main dan tidak pernah shalat. Ahmad sering kali merasa bingung antara memilih Umar atau Budi sebagai teman dekatnya. Namun, suatu hari Ahmad mengalami kesulitan dan membutuhk...

Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu

  Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu 1. Luruskan niat. Belajarlah bukan untuk terkenal, tapi agar Allah ridha dan ilmu itu membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain. 2. Sabar dan rendah hati. Ilmu tidak bisa dikuasai dengan tergesa-gesa. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.” 3. Amalkan apa yang dipelajari. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Ilmu yang tidak diamalkan seperti harta yang tidak dinafkahkan.” (HR. Ad-Dailami) 4. Cari lingkungan yang mendukung. Bertemanlah dengan orang-orang yang haus akan ilmu. Cahaya ilmu akan lebih kuat ketika berkumpul bersama orang baik. 5. Jaga adab sebelum ilmu. Ulama terdahulu berkata: “Kami belajar adab selama 30 tahun sebelum belajar ilmu selama 20 tahun.” Karena adab-lah yang membuat ilmu menjadi berkah. “Menuntut ilmu bukan hanya tentang banyaknya yang kita tahu, tapi tentang seberap...

Beberapa Nasihat untuk Meluruskan Niat Tatkala Menuntut Ilmu

  Beberapa Nasihat untuk Meluruskan Niat Tatkala Menuntut Ilmu 1. Menyadari Kemuliaan Ilmu Sebagaimana dikatakan: “Ilmu tidak ada tandingannya bagi siapa yang benar niatnya.” Ilmu merupakan jalan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Ilmu akan mengangkat derajat seorang hamba di dunia dan akhirat. 2. Memperbanyak Berdoa Kepada Allah Senantiasa memohon kepada Allah agar kita diberikan niat yang lurus,  dijauhkan dari segala bentuk niat yang keliru dan senantiasa berharap keridaan-Nya dalam menuntut ilmu. 3. Menetapkan Tujuan yang Benar Hendaknya tujuan kita menuntut ilmu adalah: • Meraih rida Allah semata • Mengangkat kebodohan dari diri sendiri dan orang lain • Merealisasikan peribadahan kepada Allah dengan ilmu dan amal. 4. Meyakini Bahwa Rezeki di Tangan Alla h Jangan sampai kita menjadikan ilmu sebagai alat untuk mencari dunia, posisi atau kedudukan.  Rezeki itu Allah bagikan sesuai dengan kehendakNya, bukan karena ilmu kita dan bukan karena ijasah kita...

Kebahagiaan tertinggi saat berjumpa dengan Allah

  Kebahagiaan tertinggi saat berjumpa dengan Allah يٰۤاَ يَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ۖ  (٢٧) ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَا ضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ  (٢٨) فَا دْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى ۙ (٢٩) وَا دْخُلِيْ جَنَّتِى (٣٠) "Wahai jiwa yang tenang!" "Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya." "Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku," "dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS. Al-Fajr 89: Ayat 27-30) *_Tafsir Al-Muyassar_* _Ayat 27-30. Wahai jiwa yang tenang dengan zikir dan iman kepada Allah, dan juga tenang dengan apa yang Allah siapkan bagi orang orang yang beriman, yaitu nikmat surga, Pulanglah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dengan pemuliaan dari Allah kepadamu, dan Allah telah meridhaimu, Masuklah ke dalam rombongan hamba-hamba Allah yang shalih, Masuklah ke dalam surgaku bersama mereka._ --------- _Dari seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan ra, Rasulullah saw bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, ...

Al-Qur’an Sebagai Obat

  Al-Qur’an Sebagai Obat   Al-Qur’an itu bisa menjadi obat bagi penyakit lahir dan batin. Semuanya dengan izin Allah, lalu pengaruh dari orang yang membacanya dan keadaan diri orang yang diobati. Ibnul Qayyim  rahimahullah  menyampaikan di dalam kitab beliau  Al-Jawaabul Kaafi  ( Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ ) sebagai berikut.   “Al-Qur’an juga sebagai obat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya, وَلَوۡ جَعَلۡنَٰهُ قُرۡءَانًا أَعۡجَمِيّٗا لَّقَالُواْ لَوۡلَا فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥٓۖ ءَا۬عۡجَمِيّٞ وَعَرَبِيّٞۗ قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدٗى وَشِفَآءٞۚ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ فِيٓ ءَاذَانِهِمۡ وَقۡرٞ وَهُوَ عَلَيۡهِمۡ عَمًىۚ أُوْلَٰٓئِكَ يُنَادَوۡنَ مِن مَّكَانِۢ بَعِيدٖ   Arab-Latin: Walau ja’alnāhu qur`ānan a’jamiyyal laqālụ lau lā fuṣṣilat āyātuh, a a’jamiyyuw wa ‘arabiyy, qul huwa lillażīna āmanụ hudaw wa syifā`. “ Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka...

3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an

  3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an 1. Kuantitas (membaca dalam jumlah yang banyak) 2. Kualitas (Berusaha mempelajari, memahami, mengamalkan) 3. Intensitas (Kita selalu berinteraksi dengan Al qur’an) (sumber:Mulazamah Sabtu Ustadz Abdullah Hadromi)