Langsung ke konten utama

BUAH MANIS MENJAGA LISAN

 


BUAH MANIS MENJAGA LISAN


Nikmat Allah kepada kita sangat banyak dan tidak terhingga. Di antara nikmat yang hendaknya kita renungkan adalah nikmat yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:


أَلَمْ نَجْعَل لَّهُ عَيْنَيْنِ {٨} وَلِسَاناًوَشَفَتَيْنِ {٩}


"Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lisan, dan dua buah bibir." (Al Balad 8-9)


Allah menganugerahkan kepada kita dua nikmat yang agung ini, yaitu nikmat kedua mata sehingga kita bisa melihat dan nikmat lisan sehingga kita bisa berbicara. Allah juga menciptakan dua bibir sebagai penutup lisan sebagaimana Allah menciptakan kelopak mata sebagai pelindung mata. Sungguh betapa agung nikmat Allah ini. Semoga kita bisa mensyukurinya dan menggunakan nikmat ini dalam ketaatan dan hal- hal yang diridhoi-Nya.


1. Menjaga Lisan Menjadi Sebab Diampuninya Dosa-Dosa Sekaligus Akan Memperbaiki Amal. 


Allah Ta’ala berfirman: 


يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ اَمَنُوااتَّقُواالله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيْدًا {٧٠} يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَارَ فَوْزًا عَظِيْمًا {٧١}


 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. “ (QS. Al Ahzab : 70-71)


2. Menjaga Lisan Merupakan Jaminan Bagi Hamba Untuk Masuk Surga. 


Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : 


مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْبَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِخْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ 


“Barangsiapa yang menjamin untukku sesuatu yang berada di antara jenggotnya 

(mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari)


3. Dengan Menjaga lisan, Kamu Akan Selamat Di Dunia Maupun Akhirat. 


Diriwayatkan dari 'Uqbah bin 'Aamir radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, “Wahai Rasulullah, apakah keselematan itu ? ". Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjawab: 


أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ


"Jaga lisanmu, tetaplah tinggal di rumahmu, dan tangisilah dosa-dosamu." (HR. Tirmidzi, shahih)


Dari sahabat ‘Abdullah bin Amru, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ صَمَتَ نَجَا


“Barangsiapa yang diam niscaya ia akan selamat. “ (HR. Tirmidzi, shahih)


4. Seluruh anggota badan akan lurus dan istiqomah dengan lurusnya lisan, sebagaimana anggota badan akan menyimpang karena penyimpangan lisan. 


Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


إَذَا أَصْبَحَ ابْنُ اَدَمَ فَإِنَّ الْأَ عْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ الِلسَانِ فَتَقُولُ : إِ تَقَ اللهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ ؛ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا، وَإِنِ اعْوَجَجْنَا 


"'Jika manusia berada di waktu pagi, maka semua anggota badannya menyalahkan lisan. Merekaberkata, " Wahai lisan, bertakwalah kepada Allah dalam urusan kami karena sesungguhnya kamitergantung pada dirimu, Jika kamu bersikap lurus, maka kami pun akan lurus. Namun jika engkau menyimpang, maka kamipun akan menyimpang. (HR. Tirmidzi, shahih)


5. Menjaga lisan akan mengangkat derajat seorang hamba sehingga menjadi tinggi kedudukannya dan mendapatkan kebahagian berupa keridhoaan Allah. 


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهَ لاَ يُلْقِي لَهَا بَا لًا يَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجَاتٍ


"Sungguh seorang hmba mengucapakan sebuah kalimat yang Allah ridhoi, yang dia tidak memperhatikannya, namun dengan sebab itu Allah mengangkatnya beberapa derajat. " (HR. Bukhari)


6. Menjaga lisan adalah pokok dari segala kebaikan. 


Hal ini ditunjukkan oleh hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memberi wasiat kepada Muadz bin Jabal radhiyalllahu ‘anhu. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ  ذَلِكَ كُلِّهِ


"Maukah Engkau aku kabarkan dengan sesuatu yang menjadi kunci itu semua?"


Aku menjawab, “Ya, wahai Nabi Allah."


Lalu beliau memegang lisannya dan bersabda,


كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا


"Tahanlah lisanmu ini."


Aku bertanya, “Wahai Nabi Allah, apakah sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan?”


Beliau menjawab, 


ثَكِلَتِكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ  النَّاس  فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَا خِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ


"Celakalah engkau Wahai Muadz !Tidaklah

manusia itu disungkurkan ke dalam neraka di atas muka dan hidung mereka, melainkan disebabkan ucapan lisan mereka." (HR. Tirmidzi, shahih)


Senada dengan makna hadis di atas, Yunus bin

'Ubaid rahimahullah berkata :


مَا رَأَيْتَ أحدًالسانه منه على بال إلا رأيت ذلك صلاحًا فِي سائرعمله


"Tidaklah aku menjumpai seseorang yang

memperhatikan lisannya, melainkan hal tersebut berpengaruh baik terhadap seluruh aktivitasnya”. (Jaami'ul 'Uluw wal Hikam)


Yahya bin Abi Katsiir rahimahullah berkata:


ما صلَحَ منطق رجل إلَّا عرفتَ ذلك في سائرعمله، ولا فسدَ منطقُ رجلٍ قطُّ إلَّا عرفتَ ذلك في سائر عمله


" Tidaklah seseorang ucapannya baik, kecuali akan tampak pada semua aktifitasnya. Dan tidaklah jelek ucapannya, kecuali akan tampak pula pada semua aktifitasnya." (Hilyatul Auliyaa)


7. Menjaga lisan merupakan tanda keimanan dan ciri kebaikan agama seseorang yang menunjukkan kuatnya iman dan hubungannya dengan Allah Ta'ala. 


Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


‎مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باِالله وَالْيَوْم الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًاأَوْ لِيَصْمَتْ


"Barangispa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya dia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)


لَا يَسْتَقِيْمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ قَلْبُهُ، وَلَا يَسْتَقِيْمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ


"Tidak akan lurus di atas jalan istiqomah iman

seorang hamba sebelum istiqomah hatinya, dan tidak akan istiqomah hatinya sebelum istigomah lisannnya". (HR. Ahmad, shahih)


Inilah di antara beberapa pengaruh dan buah

manis dari menjaga lisan. Seorang hamba yang beriman wajib untuk senantiasa mengingat nikmat lisan ini. Allah 'Azza wa Jalla memberikan anugerah dan kemuliaan dengan nikmat ini. Maka ingatlah

dan syukurilah nikmat ini dan semangatlah untuk menjaga lisan dari berbagai dosa-dosa lisan yang menyebabkan seorang hamba celaka di dunia dan akhirat.


-muslim.or.id-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an

  3 resep / kiat untuk mendapatkan hasil maksimal dari Al Qur'an 1. Kuantitas (membaca dalam jumlah yang banyak) 2. Kualitas (Berusaha mempelajari, memahami, mengamalkan) 3. Intensitas (Kita selalu berinteraksi dengan Al qur’an) (sumber:Mulazamah Sabtu Ustadz Abdullah Hadromi)

Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu

  Nasihat & Refleksi untuk Penuntut Ilmu 1. Luruskan niat. Belajarlah bukan untuk terkenal, tapi agar Allah ridha dan ilmu itu membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain. 2. Sabar dan rendah hati. Ilmu tidak bisa dikuasai dengan tergesa-gesa. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Tidak akan diperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.” 3. Amalkan apa yang dipelajari. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Ilmu yang tidak diamalkan seperti harta yang tidak dinafkahkan.” (HR. Ad-Dailami) 4. Cari lingkungan yang mendukung. Bertemanlah dengan orang-orang yang haus akan ilmu. Cahaya ilmu akan lebih kuat ketika berkumpul bersama orang baik. 5. Jaga adab sebelum ilmu. Ulama terdahulu berkata: “Kami belajar adab selama 30 tahun sebelum belajar ilmu selama 20 tahun.” Karena adab-lah yang membuat ilmu menjadi berkah. “Menuntut ilmu bukan hanya tentang banyaknya yang kita tahu, tapi tentang seberap...

Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an

  Memanfaatkan Panca Indra Dalam Menghafal Al-Qur’an Menghafal Al-Qur'an adalah ibadah yang mulia, namun banyak yang menghadapi berbagai tantangan dalam prosesnya. Beberapa masalah umum yang sering dihadapi saat menghafal Al-Qur'an antara lain: Kurangnya Konsistensi, Sulit Menghafal Ayat yang Panjang, Cepat Lupa, dan lain-lain. Memanfaatkan pancaindra dalam menghafal Al-Qur'an bisa menjadi strategi efektif untuk memperkuat daya ingat dan pemahaman. Berikut adalah beberapa cara untuk melibatkan kelima pancaindra dalam proses menghafal: Indra Penglihatan (Mata) : Membaca Al-Qur'an secara langsung : Membaca mushaf secara teratur membantu otak mengingat visualisasi ayat-ayat, huruf, dan tanda baca. Menggunakan mushaf yang sama bisa memperkuat ingatan visual. Menulis ayat-ayat : Menulis ulang ayat-ayat dapat membantu menginternalisasi teks dan memperkuat ingatan melalui proses visual dan fisik Indra Pendengaran (Telinga) : M...