Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

Niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu

  Niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu Niat yang baik dalam menuntut ilmu, yang dituju ialah ridho Allah, mengamalkan ilmu tersebut dengan menghidupkan syariat Allah.  Diniatkan juga untuk mencahayakan hatinya, membersihkan hatinya agar bisa lebih dekat dengan Allah.  Salah satu syarat yang paling utama dalam beribadah adalah ikhlas kepada Allah, Allah berfirman yang artinya “ Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas untuk agama…. “ Qs. Al Bayyinah ayat 5  Hadist yang sangat dikenal dengan hadist niat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan” Hadist riwayat bukhari dan muslim.  Maka jika dalam menuntut ilmu seseorang kehilangan keikhlasannya, maka amalan yang asalnya ibadah yang agung akan berubah menjadi sejelek-jeleknya kemungkaran dan tidak ada yang lebih menghancurkan ilmu seseorang dari sifat riya’, sum’ah, dan kesombong

7 KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL MULK

7 KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL MULK 1. Mendapatkan syafa’at dan diampuni dosanya 2. Menyelamatkan diri dari siksa kubur 3. Menaikkan derajat dan menghapus kejelekan 4. Mendapat pertolongan pada hari kiamat 5. Disayang oleh Rasulullah SAW 6. Diberikan pahala berkali lipat 7. Menjauhkan diri dari maksiat

Orang berilmu berbeda dengan orang tidak berilmu

  Orang berilmu berbeda dengan orang tidak berilmu Sebagaimana penduduk surga dan neraka itu tidaklah sama. Allah Ta’ala berfirman, قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ “Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9) Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ “Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 20)

Pelita Ilmu di Tengah Gelapnya Zaman

  Sa'id bin Jubair:  Pelita Ilmu di Tengah Gelapnya Zaman Sa'id bin Jubair, seorang ulama besar pada masa Tabi'in, adalah sosok yang memancarkan cahaya ilmu di tengah kegelapan zaman. Kehidupannya yang penuh perjuangan dan pengorbanan menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya. Mari kita telusuri lebih jauh perjalanan hidup beliau. Akar Ilmu yang Mendalam Sa'id bin Jubair dilahirkan pada tahun 665 M di Kufah. Beliau memiliki nasab yang mulia dan keturunan yang baik. Sejak usia muda, Sa'id telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Beliau berguru kepada para sahabat Nabi yang masih hidup pada masanya, seperti Ibnu Abbas dan Abdullah bin Umar. Dari para ulama besar ini, Sa'id mewarisi ilmu tafsir Al-Qur'an yang sangat mendalam. Beliau juga menguasai hadis, fikih, dan berbagai cabang ilmu lainnya. Kemampuan menghafal Al-Qur'an Sa'id sungguh luar biasa. Beliau mampu menyelesaikan bacaan seluruh Al-Qur'an hanya dalam dua rakaat shal

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

  Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahuakbar! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Sebuah pekik yang membahana, meliputi kota Surabaya. Saat para pejuang berusaha mempertahankan kemerdekaan. Bahkan, jauh dari itu masyarakat Indonesia telah berjuang dan berusaha meraih kemerdekaan melalui berbagai upaya yang penuh dengan perjuangan, pengorbanan dan yang paling penting adalah dorongan keimanan.  Memperjuangkan kemerdekaan merupakan suatu bentuk dorongan yang lahir dari rasa keimanan. Dimana orang yang memiliki keimanan yang kuat, maka ia tidak akan rela, tidak akan menerima apabila melihat, atau merasakan berbagai kedzoliman, penindasan, pengambilan paksa hak-hak oleh seorang atau kelompok. Maka dari itu, sungguh sangat wajar saat memperjuangkan kemerdekaan, para pejuang dengan lantang meneriakkan pekikkan takbir.  Dalam memaknai kemerdekaan sendiri, bagi seorang putra bangsa khususnya yang beragama islam. Bahwasannya untuk meraih tujuan, kemuliaan diperlukannya keimanan yang kokoh, yang mana hal ter

MENGUTAMAKAN ORANG LAIN & MACAMNYA

  MENGUTAMAKAN ORANG LAIN & MACAMNYA Melebihkan orang lain atas diri sendiri dianjurkan dalam urusan duniawi. Adapun dalam masalah ketaatan, kita justru diperintah untuk berlomba-lomba.  Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan." (al-Baqarah: 148) Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, طَعَاملَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا “Seandainya manusia mengetahui (keutamaan) yang ada pada azan dan shaf pertama, sedangkan mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan berundi, niscaya mereka akan berundi (untuk mendapatkannya.” (Muttafaqun alaihi) Oleh karena itu, mendahulukan orang lain daripada diri sendiri terbagi menjadi tiga: 1. Dilarang, yaitu ketika Anda mendahulukan orang lain pada perkara yang syariat mewajibkannya atas Anda. Misalnya, Anda dan seorang teman dalam keadaan batal wudhunya. Anda memiliki

Keutamaan Ilmu dan Fiqih

  Keutamaan Ilmu dan Fiqih "Mencari ilmu itu di wajibkan bagi setiap muslim laki laki dan perempuan" (Misalnya mempelajari ilmu tentang keesaan Allah subhanahu wa taala beserta sifat-Nya,ilmu tentang thaharah,shalat yakni ilmu ibadah). Ketahuilah...sesungguh nya orang islam itu tidak wajib mengetahui semua ilmu secara wajib ain. Akan tetapi yang di wajib kan bagi orang islam adalah mencari ilmu yang berhubungan dengan keperluan manusi dalam kehidupan. (Misalnya kufur,iman,shalat,zakat dan lain lain). Sebagaimana telah di katakan oleh sebagian Ulama' :"Seutama - utama ilmu adalah ilmu keadaan dan seutama - utama amal adalah menjaga daripada keadaan,jangan sampai tersia-siakan,apalagi rusak." Orang islam juga diwajibkan mencari ilmu tentang keadaan yang telah dan akan terjadi,(misal nya dalam keadaan sehat atau sakit dan sedang dalam perjalanan maupun di rumah).   Karena setiap orang islam itu wajib mengerjakan shalat. Maka diwajibkan pula mengetahui sesuatu yang

Diantara keutamaan membaca Al-Quran

  Diantara keutamaan membaca Al-Quran :  1.Termasuk  Paling Afdholnya Ibadah قال رسول الله ﷺ :  "أفضل عبادة أمّتي تلاوة القرآن'" “Ibadah umatku yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an.” 2.  Membaca Al-Quran Penyebab dinaikkan Derajat Kita diSurga:  قَالَ رَسُولُ الله  ﷺ :  يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا Rasulullah ﷺ bersabda: "Dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur'an: "Bacalah, dan naiklah (kedudukanmu di surga), serta bacalah dengan tartil, sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, sesungguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca." (semakin banyak ayat yang kita baca akan semakin  tinggi pula kedudukan kita di surga)  3. Membaca Al-Quran Salah Satu Amal Sholeh yang Bisa Mensyafaati Pembacanya. قال رسول الله ﷺ "اقرؤوا القرآن فإنّه يأتي يوم القيامة شفيعا لأ صحابه" *Artinya: “Bacalah al-Qur’an, karena se

6 Syarat Menuntut Ilmu Menurut Imam Syafii

  6 Syarat Menuntut Ilmu Menurut Imam Syafii Pertama, Kecerdasan Kecerdasan yang didapat dengan belajar, membaca, dan menulis dalam upaya menyerap ilmu. Kedua, Bersemangat menuntut ilmu, seseorang ketika punya kecerdasan tetapi tidak punya semangat maka ilmu tidak akan didapatkan. Orang yang bersemangat maka dia akan sabar dalam menuntut ilmu. Sabar dalam belajar, sabar dalam ujian , sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu. Ketiga, Bersungguh-sungguh Orang-orang yang memiliki kesungguhan dalam menuntut ilmu, maka ia akan mendapatkan kesuksesan. Seperti ada pepatah yang sering kita dengarkan: من جَدَّ وَجَدَ “Barang siapa bersungguh-sungguh dia pasti dapat” Keempat, Membutuhkan Biaya Seperti yang dilakukan oleh Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu. Kelima, Bimbingan Guru Menuntut ilmu membutuhkan bimbingan dari seorang guru. terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru. Keenam, Waktu Yang Lama

Tips Agar Mendidik Anak Agar Semangat & Mudah Menghafal Al-Quran

  Tips Agar Mendidik Anak Agar Semangat & Mudah Menghafal Al-Quran بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Anak yang shalih lagi memiliki hafalan quran yang banyak adalah dambaan tiap orang tua, apalagi jika hal tersebut adalah tabungan akhirat bagi orang tua nantinya. Oleh karena itu kita kumpulkan beberapa tips dalam mendidik anak. Tips ini mengarahkan pada pondasi mendidik anak shalih, bukan teknis menghafal Al-Qurannya, tanpa pondasi ini menghafal al-Quran akan menjadi sulit. Tips ini terbagi menjadi beberapa segi, dikarenakan pendidikan anak itu tidak terlepas beberapa segi. DARI SEGI ORANG TUA 1. Doa Tidak lain yang pertama adalah berdoa kepada Dzat yang menguasai langit, bumi dan seluruh makhluk. Tidaklah sesuatu itu jika sudah ditakdirkan Allah subhanahu wa ta’ala pasti akan terjadi, karena itu berdoalah kepada Allah tabaraka wata’ala karena Allah subhanahu wata’ala sudah menjanjikan akan mengabulkan doa hamba-hambanya. Doa-doa yang dapat diamalkan adalah sebagai berikut: Doa

Kegundahan Nabi Muhammad Saw Dibalik Turunnya Surah Ad-Dhuha

  Kegundahan Nabi Muhammad Saw Dibalik Turunnya Surah Ad-Dhuha Surah Ad-Dhuha merupakan surat yang ke-93 dari 114 surat dalam Al-Qur’an dan terdiri dari 11 ayat. Surat ini diturunkan di Mekkah – tepatnya sesudah surat Al-Fajr – atau lebih dikenal dengan istilah surat Makkiyah. Nama ad-Dhuha diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama, yang artinya “waktu matahari sepenggalahan naik (Safwat al-Tafasir).” Secara umum, surah Ad-Dhuha menerangkan tentang pemeliharaan Allah swt terhadap nabi Muhammad saw yang tidak pernah terhenti walaupun sekejap, menepis anggapan kaum kafir Quraisy yang menuduh beliau telah ditinggalkan Tuhannya, larangan berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta serta perintah Allah swt kepada nabi saw supaya mensyukuri segala nikmat. Sebagaimana mayoritas surat Al-Qur’an, surah Ad-Dhuha juga memiliki peristiwa yang melatarbelakangi turunnya (asbabun nuzul). Ada banyak riwayat yang menyebutkan tentang peristiwa-peristiwa tersebut. Semua riwayat

HUSNUDZON PADA SETIAP TAKDIR ALLAH

  HUSNUDZON PADA SETIAP TAKDIR ALLAH “Diantara hikmah mengapa Aisyah radhiyallahu 'anha menikah di usia muda dengan Nabi dan mengapa Aisyah tak Allah karuniakan anak.. Allah menginginkan Aisyah banyak berbagi ilmu kepada tabi'in. Sehingga transmisi keilmuan tersebut sampai kepada kita. Sehingga dirinya fokusnya kepada ilmu tak teralihkan. Bila Aisyah menikah di usia yang cukup tua dan dikaruniai anak, mungkin tak banyak tabi'in yang ditemui Aisyah, dan dirinya akan terbatas menyampaikan transmisi keilmuannya kepada kita karena tersibuki dengan mengurus anak. Begitu indahnya bila kita husnuzan pada setiap takdir Allah.” (Ustadz Abdurrahman Zahier hafidzahullah) Ada yang Allah uji dengan kesulitan. Ada yang Allah uji dengan kemudahan. Keduanya sama-sama ujian. Semua manusia diuji oleh Allah.  Dan setiap orang beramal dengan kondisinya masing-masing. Maka jangan pernah bandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. Karena kita semua bermain di kotak masing-masing, di kotak kotak