Kesempatan Terakhir
Setiap bertambahnya usia kita, maka jatah umur kita berkurang. Kesempatan kita untuk memperbaiki diri juga semakin berkurang hingga yang ada tinggal kesempatan terakhir.
Orang-orang cerdas akan menggunakan setiap waktu yang tersiksa sebagai kesempatan terakhir dalam hidupnya. Kalau tidak, ia akan menyesal dengan penyesalan yang mendalam.
dan pada hari itu (neraka) Jahanam didatangkan, sadarlah manusia pada hari itu juga. Akan tetapi, bagaimana bisa kesadaran itu bermanfaat baginya?
Dia berkata, “Oh, seandainya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini!”
(Qs Al-Fajr 23-24)
Meyakini hanya ada kesempatan terakhir dalam hidup juga membuat kita lebih sungguh-sungguh memperbaiki diri, lebih serius bertaubat, menambah amal sholih dan menguatkan keikhlasan kepada Allah SWT.
Persis seperti perlombaan , seharusnya semakin mendekati garis finish kita semakin bersungguh-sungguh mengerahkan segenap daya dan upaya untuk menang (meraih husnul khotimah) .
Tak peduli betapa buruknya masa lalu, yang penting adalah di saat ini kita menggunakan waktu yang tersisa sebagai kesempatan terakhir.
Al-imam Ibnu Jauziy berkata :
"Seekor kuda balap jika sudah mendekati garis finish ia akan mengerahkan seluruh tenaganya agar meraih kemenangan, maka jangan sampai kita kalah cerdas dengan kuda!
Sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya, jika pahit dalam permulaan semoga perpisahan nanti bisa berujung manis. "
Imam Ibnu Taimiyah berkata :
"Yang akan diperhitungkan adalah kesempurnaan akhir dari sebuah amal, bukan buruknya permulaan."
Imam Hasan Al-Bashri berkata :
"Perbaiki apa yang tersisa padamu niscaya Allah akan mengampuni atas apa yang telah berlalu, maka manfaatkanlah sebaik-baik waktu yang tersisa, kita tidak tahu kapan rahmat Allah (kematian) akan datang menghampiri. "
By Ustadz Satria Hadi Lubis
Komentar
Posting Komentar